TRENGGALEK – Sebanyak 70 desa di Kabupaten Trenggalek ditengarai endemis demam berdarah (DB). Desa-desa ini tersebar di 14 kecamatan. Penetapan kawasan endemis DB itu dilakukan Tim P2PL setelah Dinas Kesehatan setempat setelah melakukan pemantauan selama kurang lebih satu tahun.
“Hasilnya, diketahui bahwa desa-desa tersebut selalu menjadi langganan munculnya penderita demam berdarah, ungkap Suparman, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Trenggalek, Kamis (24/11).
Menurut Suparman, kawasan yang kondisi geografisnya datar harus benar-benar mewaspadai adanya ancaman wabah tersebut. Untuk mencegah munculnya penyakit yang diakibatkan nyamuk aedes aegypti tersebut, saat ini tim pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan mulai menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Kami sudah bekerja sama dengan pihak desa, terutama PKK, dan pemerintah kecamatan untuk mengkoordinasi wargaa melakukan gerakan 3M plus, yakni menguras menutup dan mengubur barang-barang yang bisa menjadi perkembangbiakan nyamuk,” katanya.
Menurut Suparman, cara pemberantasan nyamuk dengan metode 3M plus dinilai paling efektif untuk mencegah munculnya serangan nyamuk penyebab demam berdarah.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga mulai mendistribusikan bubuk abate ke seluruh desa yang dinyatakan sebagai kawasan endemis demam berdarah. Rencananya, abate tersebut dibagikan ke seluruh warga secara gratis.(yus)
“Hasilnya, diketahui bahwa desa-desa tersebut selalu menjadi langganan munculnya penderita demam berdarah, ungkap Suparman, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Trenggalek, Kamis (24/11).
Menurut Suparman, kawasan yang kondisi geografisnya datar harus benar-benar mewaspadai adanya ancaman wabah tersebut. Untuk mencegah munculnya penyakit yang diakibatkan nyamuk aedes aegypti tersebut, saat ini tim pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan mulai menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Kami sudah bekerja sama dengan pihak desa, terutama PKK, dan pemerintah kecamatan untuk mengkoordinasi wargaa melakukan gerakan 3M plus, yakni menguras menutup dan mengubur barang-barang yang bisa menjadi perkembangbiakan nyamuk,” katanya.
Menurut Suparman, cara pemberantasan nyamuk dengan metode 3M plus dinilai paling efektif untuk mencegah munculnya serangan nyamuk penyebab demam berdarah.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga mulai mendistribusikan bubuk abate ke seluruh desa yang dinyatakan sebagai kawasan endemis demam berdarah. Rencananya, abate tersebut dibagikan ke seluruh warga secara gratis.(yus)
No comments:
Post a Comment