Menuju Gunung Kelud |
KEDIRI
- Musim hujan yang datang saat ini selain disyukuri, ternyata juga membuat
was-was sebagian warga. Dan, warga yang was-was tersebut sebagian besar warga
yang tinggal di daerah aliran lahar Gunung Kelud. Data yang diperoleh Duta
menyebutkan, ribuan meter kubik material sisa letusan Gunung Kelud tahun 2007 lalu
itu, sangat rawan terbawa air hujan, bila hujan turun deras di puncak Gunung
Kelud. Dan bila sisa material tersebut terbawa air hujan, tentunya akan terjadi
banjir lahar dingin di sepanjang aliran lahar Gunung Kelud.
Ada delapan titik rawan aNcaman bajir lahar dingin di
Kabupaten Kediri,
di antaranya terdapat di Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Puncu dan Kecamatan
Kepung. Acaman banjir lahar dingin juga dipicu menumpuknya meterial di
sungai-sungai yang menjadi aliran lahar dingin yang hampir setinggi 6 meter,
hal itu membuat tanggul sungai yang ada berpotensi jebol.
Plt Kabag
Humas Pemkab Kediri, Edhi Purwanto SH mengatakan, acaman banjir lahar dingin
itu memang bisa saja terjadi. Tapi, lanjut Edhi, antisipasi untuk memperkecil
dampak dari banjir lahar dingin itu sudah dilakukan oleh Pemkab Kediri. ”Upaya
pengendalian banjir lahar dingin kini sudah disiapkan. Antisipasinya berupa
peralatan dan barang tanggap bencana, di antaranya karung plastik dan brojong
kawat. Jika sewaktu-waktu terjadi banjir, warga bisa menggunakannya. Tentu
bekerja sama dengan petugas di lapangan,” kata Edhi Purwanto, Senin (7/11)
kemarin.
Selain di
Kabupaten Kediri,
ancaman banjir lahar dingin tersebut juga mengancam warga di Kabupaten Jombang
dan Kabupaten Blitar. Di antara tiga daerah yang dilewati arus lahar Gunung
Kelud, Kabupaten Blitar memiliki ancaman banjir lahar dingin yang paling parah,
lebih-lebih di Kabupaten Blitar, ada
beberapa titik tanggul yang sudah kritis. (dm)
No comments:
Post a Comment