Rumah yang terancam longsor |
MALANG-Sebanyak enam rumah warga yang berdomisili di Jl. Katu RT 1 dan 3 RW 2 kelurahan Kepanjen, terancam runtuh kedalam jurang sedalam 15 meter. Pasalnya, tepi sungai Seco dari tahun ke tahun tersebut mengalami pengikisan.
Bahkan akibat pengikisan itu, jarak rumah warga dengan bibir jurang sekitar 1 hingga 3 meter. "Saya pindah ke rumah ini masih 2 tahun dari sekarang, awalnya jaraknya dengan jurang sekitar 5 meter," terang Winarti (42) saat ditemui di rumahnya Kamis (10/11).
Pengikisan ini terjadi sejak jembatan di kawasan Jl Katu itu runtuh pada 2009 silam, karena pondasinya tergerus aliran sungai. Bahkan, jika ingin membuat jembatan baru, pemerintah daerah tidak lagi membuat jembatan sepanjang 10 meter melainkan 25 meter.
"Saya merasa takut apalagi kalau aliran sungai pas banjir, rumah saya ini bergetar semua mulai dari lantai hingga kaca kayak seperti ditepi jalan kereta pas lewat" kata Winarti.
Memang kalau dilihat bekas jalan yang ada di depan rumah Winarti, sekarang ini sudah tidak bisa terpakai dan sekarang dipagari dengan seng sebagai pengaman. Dia, juga menjelaskan kalau 4 rumah yang ada di wilayah RT 3 itu sekarang ini sudah berganti pemiliknya, kemungkinan karena takut kalau terjadi sesuatu sehingga dijual.
"Kalau pemiliknya sekarang saya sudah tidak kenal" tutur Winarti.
Sementara mantan Ketua RT 1 Kepanjen, Mas'ud menjelaskan, kalau dua wilayah itu dihubungkan dengan jembatan, bahkan jembatan yang ada dulu sempat runtuh dan dibenahi sebanyak 3 kali hingga runtuh yang terakhir tahun 2009. Dengan runtuhnya jembatan itu, masyarakat sudah tidak mampu lagi untuk melakukan perbaikan secara swadaya.
Untuk itu, Mas’ud berharap perhatian pemerintah untuk ikut membuat jembatan baru. “Dinas Pengairan sudah pernah melihat lokasi sini sekitar 2 -3 bulan lalu, namun hingga sekarang tidak ada tindak lanjut pembenahan,” terangnya.
Padahal kalau dilihat kondisinya sekarang sangat mengkawatirkan 6 rumah yang ada di sebelah jurang sungai Seco. "Apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan, secara otomatis akan mempercepat longsoran tebing," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Malang, Agus Purwanto berdalih, saluran sungai Seco itu menjadi tanggung jawab Pemprov Jatim. “Kita sudah laporkan kondisi ini ke Pemprov Jatim. Laporan itu juga kita sertakan foto-foto kondisi terkini sungai Seco,” terangnya.
Lalu kapan jembatan baru dibangun? Agus tidak bisa memberikan jawaban. Pasalnya, hingga kini pihaknya belum mendapat jawaban resmi dari Pemprov Jatim. “Kita tidak tahu, apa akan digarap Pemkab Malang atau Pemprov Jatim,” pungkasnya. (dm/mai)
No comments:
Post a Comment