Hasil laut nelayan |
Dengan demikian, berarti per keranjang ikan hasil tangkapan nelayan saat ini hanya dihargai Rp 150 ribu. Kondisi tersebut dialami seluruh nelayan Pantai Prigi dalam musim tangkapan kali ini.
Miklasiati(45), misalnya. Juragan prahu slerek asal Desa Prigi Kecamatan Watulimo ini merugi jutaan rupiah per hari. Pasalnya, penjualan hasil tangkapan tidak sebanding dengan modal yang sebelumnya dikeluarkan untuk operasional perahu.
Kalaupun hasil tangkapan ikan banyak, hasil penjualannya hanya cukup untuk memberikan bayaran kepada awak kapal. Sedangkan untuk modal awal yang dikeluarkan oleh pemilik kapal belum kembali. ”Kembali modal saja sudah sangat bagus. Tapi seringkali merugi,” akunya.
Fatalnya lagi, tak jarang musim ikan kali ini nelayan terpaksa membuang ikan hasil tangkapan mereka. Pasalnya, ikan tangkapan sama sekali tidak ada yang membeli. Sehingga daripada membusuk terpaksa dibuang lagi ke laut. ”Ada juga yang begitu. Tapi, tidak terlalu banyak ikan yang dibuang,” jelasnya.
Solusi terakhir yang diambil para pemilik kapal maupun nelayan, mereka menjual ikan tangkapannya ke pabrik pengolahan tepung ikan. Tentunya dengan konsekwensi harga yang sangat murah atau jauh di bawah standar. Yakni hanya berkisar dibawah Rp 90 ribu. ”Daripada ndak dapat apa-apa. Biasanya dibawa ke pabrik tepung ikan,” terangnya.
Diungkapkan Miskasiati, murahnya harga dikan kali ini lebih disebabkan melimpahnya hasil tangkapan nelayan. Pasalnya, melimpahnya tangkapan ikan terjadi hampir di seluruh pantai di wilayah Kabupaten Trenggalek. Belum lagi daerah lain. (dm)
No comments:
Post a Comment