PAMEKASAN – Hampir sepekan sudah wilayah Pamekasan diguyur hujan. Memang sebagian warga di wilayah ini sangat membutuhkan air hujan untuk keperluan sehari-hari dan irigasi. Namun, akibat hujan itu pula harapan sejumlah petani garam yang siap memanen hasil garamnya terpaksa gigit jari.
Iskandar, salah seorang petani garam, asal Desa Bunder, Kecamatan Pademawu Pamekasan, menuturkan kalau produksi garamnya rusak karena hujan deras yang terjadi setiap hari. Menurutnya, untuk menutupi kerugian usaha garam sebelumnya dirinya harus mengulangi dari awal.
"Rencana panen kali ini gagal. Karena semuanya sudah rusak, akibat garam-garam telah mencair. Pertama saya harus bersabar dan akan mengulang dari awal lagi," jelas Iskandar, Selasa (8/11).
Diakuinya, tidak hanya dirinya yang mengalami nasib tidak bisa panen garam. Petani lain, juga mengalami nasib sama dengan luas lahan puluhan hektar. "Saya sendiri memiliki 19 hektar. Dan semuanya rusak," ujarnya.
Ahmad, petambak garam lainya mengaku mengalami kerugian cukup besar akibat gagal panen. Kata Ahmad, semua modal usaha garam miliknya merupakan hasil pinjaman dari keluarga. “Dibutuhkan waktu sekitar 40 hari lagi untuk produksi garam. Jika terjadi hujan lagi, maka waktu panen akan terus mundur,” paparnya. Masih menurut Ahmad, Harga garam sekarang anjlok, hanya Rp 200 per kg. Ini karena garam banyak dipanen awal yang berakibat pada turunnya kualitas garam. * bib
Iskandar, salah seorang petani garam, asal Desa Bunder, Kecamatan Pademawu Pamekasan, menuturkan kalau produksi garamnya rusak karena hujan deras yang terjadi setiap hari. Menurutnya, untuk menutupi kerugian usaha garam sebelumnya dirinya harus mengulangi dari awal.
"Rencana panen kali ini gagal. Karena semuanya sudah rusak, akibat garam-garam telah mencair. Pertama saya harus bersabar dan akan mengulang dari awal lagi," jelas Iskandar, Selasa (8/11).
Diakuinya, tidak hanya dirinya yang mengalami nasib tidak bisa panen garam. Petani lain, juga mengalami nasib sama dengan luas lahan puluhan hektar. "Saya sendiri memiliki 19 hektar. Dan semuanya rusak," ujarnya.
Ahmad, petambak garam lainya mengaku mengalami kerugian cukup besar akibat gagal panen. Kata Ahmad, semua modal usaha garam miliknya merupakan hasil pinjaman dari keluarga. “Dibutuhkan waktu sekitar 40 hari lagi untuk produksi garam. Jika terjadi hujan lagi, maka waktu panen akan terus mundur,” paparnya. Masih menurut Ahmad, Harga garam sekarang anjlok, hanya Rp 200 per kg. Ini karena garam banyak dipanen awal yang berakibat pada turunnya kualitas garam. * bib
No comments:
Post a Comment