Siswa belajar di balai desa. |
MALANG – Sudah tiga hari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Krebet Senggrong 01 Kecamatan Bululawang melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan cara mengungsi. Siswa kelas IV, V, dan VI belajar di balai desa. Sedangkan kelas I dan II menggunakan musala dan kelas III menggunakan teras rumah guru yang berada di sebelah bangunan sekolah.
KBM mengungsi ini terapaksa ditempuh lantaran 6 ruang kelas sedang dibongkar dan direnovasi. "Kami sudah meminta izin kepala desa dan guru yang lokasinya ditempati hingga pembangunan selesai," ujar Suwadi, Kepala Sekolah SDN Senggrong 01, Jumat (11/11).
Ia mengaku senang dengan pembongkaran dan renovasi tersebut. Sebabnya, dari empat kali pengajuan, baru kali ini dikabulkan. Namun ia juga mengaku prihatin karena KBM di tempat terbuka bisa mengganggu konsentrasi siswa kelas VI menghadapi ujian semester. Apalagi ruang yang dipakai sangat terbatas dan harus disekat dengan kain dan alat seadanya.
Suwadi lalu bercerita bahwa dalam pelaksanaan proyek dirinya ini tidak terlibat secara langsung. Karena itu, ia tidak tahu apakah anggaran yang digunakan APBD atau Dana Alokasi Khusus (DAK).
Namun dirinya sempat kaget sewaktu ditunjukkan bahwa anggaran setiap ruang kelas mencapai Rp 55 juta yang berasal dari DAK. Menurutnya, jika anggaran sebesar itu diserahkan pihak sekolah, pasti semua ruangan akan terbangun. Dalam renovasi kali ini, kantor kepala sekolah tidak dibangun. Padahal, kantor itu merupakan bangunan Inpres pada tahun 1978 lalu. "Dengan anggaran Rp 330 juta, pasti seluruhnya terbangun," jelas Suwadi.
Sementara itu, Komisi D DPRD Kabupaten Malang, mengaku heran dengan sudah ditanganinya pembangunan dengan DAK itu. "Sebab, proses lelang baru selesai dan diumumkan lewat internet tanggal 28 Oktober lalu. “Kami juga menyayangkan lambatnya Dinas Pendidikan dalam melaksanakan pengumuman lelang,” kata Ali Hartono, politisi dari komisi tersebut. (dm/mai)
No comments:
Post a Comment