SAMPANG – Puluhan nelayan asal Desa Darma, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang mengepung kantor perwakilan PT Santos di kecamatan Camplong, Sampang. Mereka memadati pintu masuk dan duduk di pos security, menunggu menejemen PT Santos serta mendesak pihak manajemen PT Santos mendengarkan keluhan nelayan.
“Katanya saya disuruh nunggu di sini," kata Subaidi, 46, salah seorang nelayan yang ingin mengadukan nasibnya akibat dampak pengeboran PT Santos. Selain itu Subaidi mengaku selama adanya PT Santos, dirinya tidak pernah merasakan bantuan apa pun terkait dampak eksplorasi pengeboran.
“Selama ini saya tidak pernah mendapatkan bantuan, padahal tetangga-tetangga saya dan nelayan yang lain dapat, kenapa saya tidak dapat. Ini keterlaluan," keluhnya.
Setelah beberapa jam mununggu, akhirnya puluhan nelayan asal Desa Darma Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang ditemui Abdul Gani, staf Humas tim monitoring PT Santos. Di depan nelayan, Abdul Gani berjanji akan menampung keluhan para nelayan. “Untuk sementara kami akan menampung keluhan nelayan,” ujarnya.
Abdul Gani menambahkan jika ada tudingan dari nelayan bahwa PT Santos melarang dan membatasi area mencari ikan, itu salah. “Kami memberikan nelayan radius 500 meter di lokasi pengeboran sumur wortel mencari ikan. Sementara bila ada hasil tangkapan mengandung minyak, PT Santos bingung menjawabnya,” katanya.
Terkait minimnya hasil tangkapan, lanjut ia, bisa saja karena faktor cuaca. "Apalagi saat ini memasuki pergantin musim,” imbuh Abdul Gani.
Namun meski dijelaskan, puluhan nelayan tersebut masih kurang puas dengan jawaban yang diberikan pihak PT Santos. Merela tetap menanyakan nasib mereka, tetapi pihak PT Santos tetap mengarahkan mereka guna menanyakan pada kepala Desa Darma Camplong. Akhirnya puluhan nelayan tersebut membubarkan diri. (dm/nor)
“Katanya saya disuruh nunggu di sini," kata Subaidi, 46, salah seorang nelayan yang ingin mengadukan nasibnya akibat dampak pengeboran PT Santos. Selain itu Subaidi mengaku selama adanya PT Santos, dirinya tidak pernah merasakan bantuan apa pun terkait dampak eksplorasi pengeboran.
“Selama ini saya tidak pernah mendapatkan bantuan, padahal tetangga-tetangga saya dan nelayan yang lain dapat, kenapa saya tidak dapat. Ini keterlaluan," keluhnya.
Setelah beberapa jam mununggu, akhirnya puluhan nelayan asal Desa Darma Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang ditemui Abdul Gani, staf Humas tim monitoring PT Santos. Di depan nelayan, Abdul Gani berjanji akan menampung keluhan para nelayan. “Untuk sementara kami akan menampung keluhan nelayan,” ujarnya.
Abdul Gani menambahkan jika ada tudingan dari nelayan bahwa PT Santos melarang dan membatasi area mencari ikan, itu salah. “Kami memberikan nelayan radius 500 meter di lokasi pengeboran sumur wortel mencari ikan. Sementara bila ada hasil tangkapan mengandung minyak, PT Santos bingung menjawabnya,” katanya.
Terkait minimnya hasil tangkapan, lanjut ia, bisa saja karena faktor cuaca. "Apalagi saat ini memasuki pergantin musim,” imbuh Abdul Gani.
Namun meski dijelaskan, puluhan nelayan tersebut masih kurang puas dengan jawaban yang diberikan pihak PT Santos. Merela tetap menanyakan nasib mereka, tetapi pihak PT Santos tetap mengarahkan mereka guna menanyakan pada kepala Desa Darma Camplong. Akhirnya puluhan nelayan tersebut membubarkan diri. (dm/nor)
No comments:
Post a Comment