Pentas kesenian reog. |
PONOROGO – Sebuah gebrakan baru diperlihatkan etnis Tionghoa di Ponorogo. Dalam peringatan Hari Pahlawan, Kamis (10/11), mereka menggelar kesenian reog dan meresmikan Gedung Sunflower. Alat musik reog juga ditampilkan untuk mengiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Ketua Masyarakat Peduli Ponorogo (MPP), Waris Susanto, mengatakan, pementasan tersebut merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan dan melestarikan reog. Upaya lain dilakukan lewat Gedung Sunflower yang difungsikan sebagai sanggar tari bagi masyarakat umum.
“Kesenian Ponorogo harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Juga dapat dipadukan dengan kesenian asli Tionghoa, sehingga tercipta suasana persaudaraan, dalam wadah Negara Kesatuan Repubkil Indonesia,” kata Waris.
Budaya, lanjut Waris, adalah aset yang tidak ternilai. Karena itu, wajib dilestarikan dan terus dikembangkan agar tidak tergerus dengan perkembangan zaman. “Untuk mewujudkannya, etnis Tionghoa membangun Gedung Sunflower untuk masyarakat umum. Harapannya, kesenian daerah Ponorogo bisa lebih terangkat di level yang lebih tinggi,” ujarnya.
Rustiono, Ketua Penasihat MPP, mengatakan, gedung ini dapat digunakan sebagai sanggar tari dan meningkatkan kesenian reog yang dapat berkolaborasi dengan kesenian etnis Tionghoa. Kolaborasi tersebut rencananya ditampilkan pada acara grebeg suro. “Semoga dapat bermanfaat bagi seluruh warga Ponorogo,” tandasnya.
Wakil Bupati Ponorogo, Yuni Widyaningsih, menyambut positif kolaborasi tersebut. “Paduan kesenian reog Ponorogo dengan budaya Tionghoa akan ditampilkan dalam event grebek suro. Ini baru pertama kali digelar,” ucapnya. (dm/mar)
No comments:
Post a Comment