Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bojonegoro Butuh Lapter

Thursday, December 8, 2011 | 00:29 WIB Last Updated 2011-12-07T17:31:43Z

ilustrasi

BOJONEGORO -- Terkait Blok Cepu Jawa Timur akan segera membangun akses transportasi Bandara Udara di Kabupaten Bojonegoro, sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Hal tersebut dikatakan Gubernur Jawa Timur Dr H. Soekarwo di hadapan wartawan seusai peletakan batu pertama pengerjaan pengembangan penuh lapangan Banyu Urip Bojonegoro, Selasa (6/12).  Gubernur mengatakan, perizinan operasional Bandara Bojonegoro yang diterbitkan Menteri Perhubungan sudah turun dan akan segera dibangun.

Ia menambahkan, untuk memudahkan akses tambang minyak dari Blok Cepu di Bojonegoro ke kota lainnya, Pemprov Jatim akan segera membangun Bandara Udara Bojonegoro. Untuk akses darat pemprov sedang membangun double track jalan kereta api sebagai angkutan darat yang murah. “ Saat ini pemprov merencanakan pembangunan bandara di Bawean,Ponggok Blitar, Jember, Trunojoyo Sumenep, Blimbing Sari Banyuwangi yang sudah beroperasi,” ungkapnya.

Pakde Karwo -- sapaan akrab Gubernur Jatim -- menegaskan, pembangunan fasilitas transportasi udara yang dilakukan oleh Pemprov Jatim bertujuan untuk menghubungkan Proyek Banyu Urip yang baru saja dimulai pembangunannya.
Pengembangan dan produksi Lapangan Banyu Urip ke depan, diharapkan membawa keuntungan berarti bagi Indonesia. Proses pengeboran, konstruksi, dan pembangunan dari fasilitas ini dapat dicapai dengan dukungan dari kalangan pemasok dalam negeri, termasuk perusahaan-perusahaan lokal.

Peletakaan batu pertama dihadiri Menteri ESDM Jero Wacik dengan  ditandai dimulainya pengerjaan pengembangan penuh Proyek Banyu Urip. Sementara itu, Mobil Cepu Ltd (MCL) telah menganugerahkan lima kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) kepada lima konsorsium. Kontrak tersebut termasuk fasilitas proses produksi, jalur pipa darat berdiameter 20 inci sepanjang 72 kilometer, jalur pipa bawah laut sepanjang 23 kilometer dan menara tambat, fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) berkapasitas 1,7 juta barrel, serta fasilitas infrastruktur darat.  (dm/bro)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update