Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dana Ternak Sapi Diduga Jadi Bancakan

Wednesday, December 7, 2011 | 00:05 WIB Last Updated 2011-12-06T17:06:48Z
Penerima bantuan ternak.
MADIUN – Dana bantuan hibah dari anggaran APBN Provinsi Jawa Timur senilai Rp 200 juta untuk kelompok tani ternak lembu Barokah di wilayah Desa Kedung Banteng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, diduga jadi bancakan sejumlah oknum. Dugaan tersebut mencuat lantaran sapi yang diterima warga kurus dan kurang sehat.

”Sapinya kurus dan kurang sehat. Kalau harga delapan juta tentu kemahalan. Di luar, sapi seperti ini kisaran harganya Rp 3,5 juta. Apalagi harga sapi Jawa lokal sekarang murah-murah, uang Rp 8 juta sudah bisa dibelikan sapi Brahman besar,” ungkap Karmidi, salah satu penerima bantuan sekaligus anggota kelompok ternak Barokah.

Pernyataan Karmidi diamini Ny. Yono, warga setempat yang juga menerima bantuan. Baik Karmidi maupun Ny. Yono menyatakan sangat prihatin dengan hewan ternak bantuan yang mereka terima.

Sementara itu, Suwarno, salah satu pedagang ternak sapi yang dipercaya menyuplai bantuan ternak sapi tersebut, mengatakan, dia hanya bisa menyuplai 7 ekor sapi dan sudah di beli kelompok ternak tersebut masing-masing ekor Rp 5 juta.
Kepala Desa Kedung Banteng, Yatno, saat dikonfirmasi, membantah dugaan bantuan tersebut jadi bancakan. ”Itu tidak benar. Semua pembelian ternak langsung dipantau tim penyeleksi dan dokter hewan. Selain itu anggaran dipegang dan dikelola langsung oleh pengurus kelompok ternak itu sendiri,” ujarnya, Selasa (6/12).

Bantuan hibah untuk kelompok tani ternak lembu Barokah bagi 58 anggotanya direncanakan senilai Rp 500 juta. Dana itu akan diterima secara bertahap. Rinciannya, tahap pertama Rp 200 juta, tahap kedua Rp 150 juta, dan tahap ketiga Rp 150 juta.
“Pada tahap pertama ini, kelompok ternak sudah menerima bantuan senilai Rp 200 juta. Sedangkan tahap kedua dan ketiga akan diterima setelah LPJ tahap penerimaan pertama selesai. Bantuan tahap pertama sudah dibelanjakan ternak sapi sebanyak 19 ekor untuk 19 penerima, masing-masing harga sapi senilai Rp 8 juta/ekor,” ujar Yatno.

Sisa anggaran lainnya, kata Yatno, dipergunakan untuk biaya perawatan ternak seperti  pembiayaan obat-obatan, biaya petugas yang memberikan sosialisasi kepada penerima bantuan (tim recording), biaya dokter hewan, biaya  untuk petugas pendampingan, dan anggaran untuk petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kecamatan Pilangkenceng.

“Sekali melakukan pemeriksaan, kelompok harus membayar Rp 50 ribu untuk masing-masing petugas kesehatan per ekor sapi. Jika dokternya 4 dan memeriksa 19 ekor sapi, tinggal dikalikan 19 dengan Rp Rp 50 ribu, masing-masing petugas menerima uang sebanyak Rp 950 ribu,” beber Yatno.

Menurutnya, sebelum melakukan pembelian ternak sapi, kelompok ternak sudah di berikan ketentuan-ketentuan seperti, tinggi sapi harus mencapai 118-124 cm, memiliki Bobot mencapai 200-250 kilogram, pernah melahirkan kurang lebih 5 kali dan umur di bawah 8 tahun. (dm/bow)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update