JOMBANG- Setelah dua kali musim tanam, petani padi di Dusun
Jayan, Desa Barongsawahan, Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Jombang, menderita kerugian,
karena diserang hama. Dalam musim panen padi kali ini, petani di
Jayan, bisa berbahagia. Pasalnya, harga gabah tinggi, petanipun banyak keuntungan.
Sejak
sepekan terakhir ini, tanaman padi di lahan sekitar 90 hektar yang ada di Dusun
Jayan mulai memasuki musim panen. Berbeda dengan panen musim sebelumnya. Dalam
panen saat ini, harga gabah cukup menggairahkan. Betapa tidak, harga gabah
tebasan (dijual di lahan) bisa mencapai Rp 31,5 juta per hektar. Dan jika
dijual ke tengkulak setelah dipanen, harga gabah kering sawah (GKS) Rp 4.000
per kilo gramnya.
Harga
sebesar itu, tentunya petani mendapatkan banyak keuntungan. Sebab, jika
dikalkulasi, biaya produksi untuk satu hektar tanaman padi maksimal hanya
sekitar Rp 7 juta. Jumlah itu diantaranya untuk bibit, tanam, pupuk,
penyiangan, insektisida, serta biaya
panen hingga gabah di rumah. Dengan
begitu, keuntungan petani mencapai Rp 24,5 juta per hektar, dengan jangka waktu
selama 3 bulan.
Sebelumnya,
dua musim tanam padi di Jayan, tidak sedikit yang gagal panen. Pada musim tanam
rendengan, tanama padi diserang hama
tikus. Sementara pada musim gadu (tanam kedua) patani harus pasrah gagal panen,
akibat diserang hama
wereng.
Abdul
Roghib (54) salah seorang petani Jayan, mengatakan, keuntungan petani kali ini
bisa dijadikan untuk pengganti dua musim tanam padi yang gagal panen karena
diserang tikus dan wereng sebelumnya. “Alhamdulillah, harga gabah saat ini
cukup tinggi, dan penyakit padi tidak begitu banyak, cuma sedikit gabuk (puso)
saja. Semoga musim tanam berikutnya hasilnya juga baik, “ ujar Abdul Roghib
kepada Suara Desa di lahan miliknya Selasa (15/11) kemarin. rul
No comments:
Post a Comment