Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Warga Diminta Waspadai Longsor

Tuesday, December 6, 2011 | 00:52 WIB Last Updated 2011-12-05T17:53:49Z

Longsor mengintai warga.

  JEMBER - Hujan deras yang mengguyur Jember sekitar empat jam, dua hari lalu, ternyata juga menyebabkan longsor di Kecamatan Patrang. Longsoran itu tepatnya di Dusun Mojan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang dan menyebabkan empat rumah yang ada di lereng Gunung Hyang Argopuro hancur tertimbun longsoran.

Menurut Budi dari Tagan Jember, tanah longsor itu terjadi pada Minggu (4/12) dinihari. Tembok rumah milik Karsono jebol dan peralatan rumah tangganya hilang. Kerusakan juga terjadi di rumah Misdan yang tertimbun tanah. Sedangkan rumah Rahmat dan Misdan hanya dinding tembok rumahnya jebol.

Longsor tak hanya membawa lumpur melainkan juga batu berukuran besar yang bisa menghancurkan rumah pendudukan yang ada di bawahnya. "Bantuan dari Tagana dan PMI sudah sampai disana, kami gotong royong untuk menyelamatkan warga dan membangun pengungsian sementara," kata Budi, Senin (5/12).

Hingga Senin kemarin keluarga yang rumahnya hancur mengungsi ke rumah warga yang selamat dari bencana. Warga di lereng Gunung Argopuro sana juga masih trauma jika hujan deras mengguyur kawasan ini, apalagi banyak retakan retakan tanah di sekitar tebing dengan jumlah ratusan kepala keluarga yang ada di bawahnya.

Sementara pasca genangan air banjir di rumah-rumah di empat kecamatan, sudah berangsur normal dan warga sudah bisa melakukan aktivitasnya kembali. Sayangnya, pihak instansi resmi seperti Satuan Pelaksana Penanganan Bencana Pemkab Jember hingga kemarin samasekali belum memberikan data resmi soal kerugian material maupun immaterial atas bencana banjir dan longsor tersebut. Hal itu membuat Forum Jurnalis Peduli Bencana (Forpena) Wilayah Tapal Kuda menyatakan sikap bersamaan dengan Hari Relawan Internasional yang jatuh pada 5 Desember.

Koordinator Forpena Tapal Kuda, Wuwul Suraeng Koko menyatakan, bagi daerah yang rawan bencana seperti Kabupaten Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dan Probolinggo, kehadiran para relawan ini sangat penting. "Selama ini kita tahu bagaimana aktivitas mereka saat terjadi bencana banjir bandang Panti tahun 2006, banjir bandang Situbondo tahun 2008, dan sejumlah bencana lainnya. Ungkapan terima kasih dan tanda jasa layak disematkan kepada mereka, kendati mereka menampik untuk menerimanya," kata Wuwul.

Forpena yang memiliki jaringan 100 relawan berbasis jurnalis di lima kabupaten se-Tapal Kuda ini juga mendesak kewaspadaan dan kesadaran publik maupun stake holder yang ada untuk siaga bencana mengingat Jember dan daerah Tapal Kuda masuk zona merah rawan bencana. "Kami juga mendesak kepada pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan aspek kerawanan bencana dalam setiap pengambilan kebijakan publik dan mendesak terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jember dan Lumajang," tandas ia. (dm/hh)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update