Pengungsi di Sampang (seruu.com) |
SAMPANG - Pemprov Jatim secara berangsur-angsur segera memulangkan warga dari lokasi penampungan. Mereka pun akan dapat bantuan untuk perbaikan rumah yang rusak. Pengungsi kasus warga di Sampang, segera dipulangkan dari lokasi penampungan lapangan tenis indoor jalan Wijaya Kusuma Kelurahan Gunung Kekar Kecamatan Kota Sampang. Karena itu, MCK yang berada di selatan gedung tersebut telah dibongkar.
"Benar kami sudah membongkar sebagian MCK, tapi sebagian masih ada mas," terang Imam Sanusi, Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang.
Pembongkaran MCK tersebut juga dibenarkan Rudi Setyadi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (bakesbangpol). "Kami memang membongkar sebagian MCK tapi sebagian sudah kami pindahkan ke Omben,"ujarnya, Jumat (6/1).
Sementara dengan adanya pembongkaran MCK tersebut, pimpinan Syiah KH Tajul Muluk menilai pihak pemerintah telah mengusir pengungsi secara halus. "Kalau sudah dibongkar berarti mereka mengusir kami secara halus, dan tidak memberikan solusi yang baik tantang keselamatan kami," tandasnya.
Tajul Muluk menambahkan bukan berarti pengungsi senang di GOR, tapi selama keamanan di kampung belum terjamin dan ancaman dari kelompok lain belum reda bagaimana bisa hidup tenang. "Apalagi hingga detik ini polisi hanya menangkap satu orang tersangka bernama Muslikan, saya tahu dia itu bukan dalangnya pembakaran kemarin. Saya masih belum tenang karena dalangnya belum tertangkap," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo menegaskan pihaknya telah mencairkan bantuan senilai Rp 255 juta kepada pengikut Syiah di tempat pengungsian GOR Sampang.
"Sudah dicairkan hari ini (kemarin, red) melalui transfer dari Bank Jatim. Uang itu untuk kekurangan kebutuhan makan minum selama di pengungsian GOR Sampang," kata Pakde Karwo kepada wartawan di kantor gubernur, Jumat (6/1).
Pakde juga menjelaskan, saat ini pengungsi Syiah akan berangsur-angsur pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Ini karena memang pemerintah urung melaksanakan relokasi keluar Sampang atau mengirim ke daerah transmigran.
"Memang kami tidak pernah memaksa untuk relokasi pengikut Syiah. Tapi jika mereka ingin ikut saudaranya atau kerabatnya di luar Sampang, itu urusan pribadi. Prinsipnya, memang dikembalikan ke lingkungannya semula," imbuhnya.
Pakde Karwo menambahkan, persoalan konflik keyakinan Sunni-Syiah bukan urusan pemerintah. Pemerintah hanya wajib melindungi masyarakat dalam hal hak-hak dasarnya.
Soal keamanan pengikut Syiah, Pemprov telah berkoordinasi dengan Polda Jatim dan Pemkab Sampang. Kemudian, pihaknya juga menyiapkan perbaikan rumah yang telah ludes dibakar. "Untuk pembangunan rumah, kami bekerja sama dengan Kodam V/Brawijaya dalam waktu dekat. Segera dilakukan. Selama ini, Kodam mempunyai program renovasi rumah tak layak huni di Jatim," pungkasnya. (dm/nor/ud)
No comments:
Post a Comment