Banjir tengah Kota Ponorogo. |
PONOROGO - Baru memasuki hari tiga di tahun 2012, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo mendapat kado memilukan. Pusat kota reog itu digenangi air setelah diguyur hujan hampir satu jam pada Senin (2/1) sore.
Pemandangan ini memicu kritik pedas dari wakil rakyat di DPRD setempat. Pemkab dinilai malas mencari solusi sehingga hal serupa selalu terjadi setiap musim hujan selama beberapa tahun terakhir.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Ponorogo, Puryono, mengatakan, keluhan warga mengenai banjir harusnya membuat pemerintah tanggap. Apalagi, jalan yang banjir sangat dekat dengan kantor bupati atau kabupaten.
“Di sekitar itu kan tidak ada aliran sungai, berarti saluran air tidak beres. Saluran air menuju sungai sepertinya kurang lebar,” ujarnya saat ditemui di kantor DPRD, Selasa (3/1).
Puryono mendesak, Pemkab Ponorogo segera menganalisis penyebab banjir tersebut. Politisi PAN itu juga mengatakan, belum ditanganinya masalah banjir di tengah kota lebih merupakan faktor manusianya, yang kurang tanggap merespons keluhan masyarakat.
Seharusnya Pemkab melakukan tindakan nyata untuk mencegah banjir, terutama di pusat kota. Terlebih, lanjut Puryono, di situ ada tanah leluhur ibu Wakil Bupati Ponorogo. “Masa daerahnya bu Wakil Bupati kena banjir?” selorohnya.
Mengenai anggaran untuk menangani banjir ditengah kota, lanjut Puryono, sebenarnya DPRD sangat mendukung jika orientasinya untuk kepentingan masyarakat. DPRD justru tidak mendukung jika anggaran digunakan untuk kepentingan yang tidak jelas.
“Kalau kegiatan fisik untuk menunjang sarana transportasi, perekonomian dan sarana lain untuk kepentingan masyarakat, DPRD pasti akan mendukung. Yang terpenting anggaran yang diajukan untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan yang tidak jelas. Pasti DPRD akan mendukung penuh,” terangnya.
Dari pantauan Duta, banjir kali ini menggenangi sejumlah ruas jalan di tengah kota. Misalnya sekitar Jalan Raden Saleh dan Jaksa Agung. Air hampir setinggi lutut orang dewasa sehingga pengguna jalan harus ekstra hati-hati. Tak jarang pengendaraa sepeda motor harus putar balik jika tak ingin kendaraannya mogok di tengah banjir yang mengalir cukup deras.
Salah satu pengendara motor, Suparno mengatakan, banjir yang terjadi di sekitar Jalan Raden Saleh dan Jalan Jaksa Agung bukan hal yang asing. Pasalnya, setiap turun hujan deras lebih dari satu jam, banjir pasti terjadi. Bahkan, jika hujan deras turun lebih dari satu jam, air dapat masuk ke rumah warga sekitar.
Banjir tersebut, lanjut warga Pakunden itu, sudah terjadi selama bertahun-tahun. “Sepertinya sudah hampir sepuluh tahun banjir di jalan ini. Dan belum ada penanganan serius dari pemerintah daerah. Padahal jalan ini sangat dekat dengan kantor kabupaten,” terangnya. (dm/mar)
No comments:
Post a Comment