Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bukit Gundul, Pacet Dilibas Air Bah Lagi

Saturday, February 4, 2012 | 06:39 WIB Last Updated 2012-02-03T23:39:28Z
Air bah menerjang Pacet. (Rd)
MOJOKERTO  - Banjir bandang menerjang kawasan wisata Pacet Kab. Mojokerto, Jumat (3/2). Hujan deras yang mengguyur wilayah itu selama sekitar 3 jam lebih membuat debit air tinggi di kawasan atas sehingga air bah meluncur deras ke daerah bawah di kawasan wisata Ubalan.

Amuk air mengakibatkan sejumlah kios di lokasi wisata air panas itu hancur. Selain itu sebuah pikab terseret arus air hingga sejauh beberapa ratus meter dan ditemukan rusak parah. Warga hingga Jumat malam terus melakukan evakuasi atas mobil tersebut. Bukan hanya itu, satu warga juga dikabarkan hilang terbawa arus air.

Korban banjir bandang itu diketahui bernama Markiyah (50). Saat air bah menerjang, warga Dusun Trece Desa Sajen Kecamatan sedang mengevakuasi ternaknya.

"Tadi, saat air datang tak terlalu deras, dia (Markiyah, red) berusaha menyelamatkan ternaknya. Tapi kini dia menghilang," kata Guntoro (42), warga setempat kepada wartawan di lokasi, Jumat (3/2/2012).

Saat sibuk mengevakuasi puluhan kambingnya, air bah langsung datang dan menyapu kandang miliknya yang tak jauh dari anak Sungai Kromong. Markiyah dan ternaknya langsung hanyut begitu saja.

Kini, Guntoro dan puluhan warga setempat berusaha mencari Markiyah yang terseret luberan sungai. Dia berharap, Markiyah bisa ditemukan dengan kondisi selamat meskipun puluhan kambingnya lenyap.

"Kita berharap Bu Markiyah selamat. Sebab, mobil saja terseret jauh, apalagi manusia. Tapi semua kehendak Allah mas," tutupnya.

Banjir ini merupakan siklus 10 tahunan sebab banjir serupa pernah terjadi di Pacet. Bahkan banjir 10 tahun lalu tak hanya melanda kawasan Pacet tapi juga sampai Kota Mojokerto. Saat itu sejumlah wilayah di pinggiran Kota Mojokerto seperti Sokoo dan Trowulan ada yang tenggelam. Batu dan kayu-kayu gelondongan dari Pacet dan sekitarnya terseret arus air hingga menghantam daerah di bawahnya. Banyak rumah warga rusak parah, sebagian di antaranya terkubur lumpur.

Tampaknya pelajaran dari alam dulu tak membuat warga pintar untuk mengakrabi alam. Buktinya di Pacet masih banyak bukit-bukit gundul. Bahkan bukit yang disebut milik warga itu tidak ditanami pohon penahan air tapi hanya digunakan sebagai pertanian biasa, sehingga tidak mampu menahan air yang tiba-tiba tercurah dalam jumlah besar. "Manusia tidak pernah pintar membaca tanda-tanda alam, ya begini akhirnya, bencana yang datang melanda," kata Abdussomad, warga Mojokerto. (gus)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update