GRESIK - Pardi (42) seorang penggali pipa gas secara tidak sengaja menemukan gua berbentuk stalaktit dan stalakmit di pinggir Jalan Kapten Darmosugondo, Desa Karang Kering, Kecamatan Kebomas Gresik. Diperkirakan gua yang ditemukan itu memiliki kedalaman 10 meter dengan berdiameter 1,2 meter.
Menurut Pardi, penemuan gua ini memang tidak sengaja sebab dirinya bersama empat rekan lainnya sedang mengerjakan galian tanah di sepanjang rel KA Indro untuk proyek pipa gas.
"Saat saya menggali saya tidak sengaja menggali lubang berdiameter 60 cm. Karena penasaran saya bersama teman menggali lebih dalam lagi dan menemukan sebuah lubang mirip gua," katanya kepada wartawan seperti yang dikutip beritajatim.com, Senin (6/02/2012).
Diakui Pardi, saat menemukan lubang mirip gua itu dirinya akan menggali lagi. Namun, khawatir ada kandungan gas karena jaraknya berdekatan dengan pipa penyaluran gas, dirinya bersama rekannya menghentikan penggalian.
Kepala Desa (Kades) Karang Kering Aslimun mengatakan, dirinya belum bisa memastikan apakah gua itu benar-benar gua yang terbentuk secara alami atau hanya sekadar saluran air yang dibangun pemerintah kolonial.
"Jika dilihat batuan yang digali oleh para penggali, bentuknya mirip dengan batuan yang ada di Gua Maharani, Lamongan. Ada beberapa bagian yang mengkilap bila terkena air," katanya.
Ia menjelaskan, dari penuturan penggali, di dalam gua terdapat persimpangan yang cukup lebar. Persimpangan di kedalaman 10 meter itu, ada saluran yang mengarah ke bukit Tenggulunan Kecamatan Kebomas.
"Di sekitar bukit memang dulunya ada waduk yang menjadi sumber pengairan sejak jaman kerajaan Majapahit dulu," kata sesepuh desa. Tapi untuk memastikan benar tidaknya ada gua kami sudah melaporkan ke kecamatan dan Pemkab Gresik," ujarnya.
Camat Kebomas Khusaini membenarkan telah mendapat laporan dari Kades Karang Kering terkait temuan saluran mirip gua. Pihaknya belum bisa menjawab rencana apakah gua tersebut akan diteliti atau tidak.
"Penemuan ini sudah kami sampaikan ke instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Lingkungan Hidup serta DPU Gresik," ungkapnya. (bjc)
Menurut Pardi, penemuan gua ini memang tidak sengaja sebab dirinya bersama empat rekan lainnya sedang mengerjakan galian tanah di sepanjang rel KA Indro untuk proyek pipa gas.
"Saat saya menggali saya tidak sengaja menggali lubang berdiameter 60 cm. Karena penasaran saya bersama teman menggali lebih dalam lagi dan menemukan sebuah lubang mirip gua," katanya kepada wartawan seperti yang dikutip beritajatim.com, Senin (6/02/2012).
Diakui Pardi, saat menemukan lubang mirip gua itu dirinya akan menggali lagi. Namun, khawatir ada kandungan gas karena jaraknya berdekatan dengan pipa penyaluran gas, dirinya bersama rekannya menghentikan penggalian.
Kepala Desa (Kades) Karang Kering Aslimun mengatakan, dirinya belum bisa memastikan apakah gua itu benar-benar gua yang terbentuk secara alami atau hanya sekadar saluran air yang dibangun pemerintah kolonial.
"Jika dilihat batuan yang digali oleh para penggali, bentuknya mirip dengan batuan yang ada di Gua Maharani, Lamongan. Ada beberapa bagian yang mengkilap bila terkena air," katanya.
Ia menjelaskan, dari penuturan penggali, di dalam gua terdapat persimpangan yang cukup lebar. Persimpangan di kedalaman 10 meter itu, ada saluran yang mengarah ke bukit Tenggulunan Kecamatan Kebomas.
"Di sekitar bukit memang dulunya ada waduk yang menjadi sumber pengairan sejak jaman kerajaan Majapahit dulu," kata sesepuh desa. Tapi untuk memastikan benar tidaknya ada gua kami sudah melaporkan ke kecamatan dan Pemkab Gresik," ujarnya.
Camat Kebomas Khusaini membenarkan telah mendapat laporan dari Kades Karang Kering terkait temuan saluran mirip gua. Pihaknya belum bisa menjawab rencana apakah gua tersebut akan diteliti atau tidak.
"Penemuan ini sudah kami sampaikan ke instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Lingkungan Hidup serta DPU Gresik," ungkapnya. (bjc)
No comments:
Post a Comment