Warga panen dini. |
MADIUN - Intensitas air hujan yang melimpah tak selamanya menjadi berkah bagi petani. Seperti yang dialami sejumlah petani di wilayah Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun. Mereka terpaksa panen dini setelah ratusan hektar tanaman padi terserang hama potong leher.
Tanaman padi yang rata-rata menginjak usia 80 hari terpaksa dipanen sebelum waktunya. Para petani melakukan itu agar mereka tak makin merugi.
Panen dini antara lain dilakukan Saminah (70), warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri. “Hampir seluruhnya terserang hama potong leher. Kalau kondisinya begitu, sudah tidak bisa diselamatkan. Agar tak makin merugi, terpaksa kami panen lebih awal,” terangnya saat ditemui Duta di lahan sawah miliknya, kemarin.
Menurut perhitungan Saminah, lahan tanaman padi miliknya seluas 800 m2, jika tidak terserang hama bisa menghasilkan buliran padi sebanyak 8 kwintal. ”Kalau sudah begini, paling-paling tinggal 2 kwintal saja, Mas dan ini sudah merugi jutaan rupiah,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Siran. Tanaman padi miliknya terpaksa dipanen lebih awal setelah terserang hama yang sama pula. ”Sudah berbagai merk pestisida saya semprotkan pada tanaman padi milik saya ini, namun hasilnya nihil,” ujarnya.
Ciri-ciri tanaman padi yang terserang hama potong leher antara lain batang hijau namun tangkai yang berisi bulir-bulir padi mulai membusuk. Lama kelamaan, tidak ada isinya atau biasa disebut gabuk.
Siran mengungkapkan, hama potong leher ini tak menyerang tanaman padi miliknya saja. Hampir 800 Ha tanaman padi milik warga lainnya terserang hama potong leher ini pula. Sudah lebih dari sepekan hal ini berjalan, namun perhatian dari Dinas terkait tak kunjung datang. (dm)
No comments:
Post a Comment