JEMBER - Siswa SMK Negeri 1 Sukorambi Jember memproduksi kerupuk lele. Diharapkan bisa menjadi ikon makanan khas Jember selain suwar-suwir.
Ranti Eri Rismawati guru produktif agribisnis perikanan SMKN 1 Sukorambi, menjelaskan, kerupuk lele ini merupakan jawaban untuk kebosanan masyarakat terhadap pecek lele. "Pembuatannya tidak berbeda dengan kerupuk udang," katanya, sebagaimana dilansir Humas Pemkab Jember, beberapa waktu lalu.
Ranti mengatakan, bagian organ dalam lele tersebut dibersihkan, sebelum diolah menjadi krupuk. Semua bagian dimasak dalam panci presto. Bumbu sebagai penyedap dicampur dan diaduk dengan adonan tepung tapioka. Setelah melalui proses layaknya pembuatan krupuk pada umumnya, krupuk itu diiris-iris, untuk selanjutnya dijemur.
Dalam satu pekan, SMKN 1 Sukorambi bisa menghasilkan 20 kilogram krupuk lele mentah. Satu kilogram kerupuk mentah dijual dengan harga Rp 25 ribu per kilogram. Sementara, untuk kerupuk yang sudah digoreng dijual dengan harga Rp 45 ribu.
Kerupuk lele ini sudah dipamerkan di pameran teknologi di Mataram (NTB) beberapa waktu lalu. Pengunjung penasaran, dan membeli kerupuk ini.
M.Saleh, Ketua Jurusan Perikanan SMKN 1 Sukorambi, mengatakan, akan mengedarkan kerupuk itu dilingkungan masyarakat sekitar sekolah. Harapannya, kerupuk lele tersebut tidak hanya dijual di unit pertokoan koperasi OSIS SMKN 1 Sukorambi, tapi juga mampu menembus pasar swalayan terkemuka.
Joko Soponyono, Plt.Kabag Humas Pemkab Jember, yakin krupuk lele itu nantinya akan lebih banyak digandrungi oleh masyarakat luas termasuk daerah lain. Kerupuk lele akan menjadi bagian dari upaya mempromosikan wisata Jember. (bjc)
Ranti Eri Rismawati guru produktif agribisnis perikanan SMKN 1 Sukorambi, menjelaskan, kerupuk lele ini merupakan jawaban untuk kebosanan masyarakat terhadap pecek lele. "Pembuatannya tidak berbeda dengan kerupuk udang," katanya, sebagaimana dilansir Humas Pemkab Jember, beberapa waktu lalu.
Ranti mengatakan, bagian organ dalam lele tersebut dibersihkan, sebelum diolah menjadi krupuk. Semua bagian dimasak dalam panci presto. Bumbu sebagai penyedap dicampur dan diaduk dengan adonan tepung tapioka. Setelah melalui proses layaknya pembuatan krupuk pada umumnya, krupuk itu diiris-iris, untuk selanjutnya dijemur.
Dalam satu pekan, SMKN 1 Sukorambi bisa menghasilkan 20 kilogram krupuk lele mentah. Satu kilogram kerupuk mentah dijual dengan harga Rp 25 ribu per kilogram. Sementara, untuk kerupuk yang sudah digoreng dijual dengan harga Rp 45 ribu.
Kerupuk lele ini sudah dipamerkan di pameran teknologi di Mataram (NTB) beberapa waktu lalu. Pengunjung penasaran, dan membeli kerupuk ini.
M.Saleh, Ketua Jurusan Perikanan SMKN 1 Sukorambi, mengatakan, akan mengedarkan kerupuk itu dilingkungan masyarakat sekitar sekolah. Harapannya, kerupuk lele tersebut tidak hanya dijual di unit pertokoan koperasi OSIS SMKN 1 Sukorambi, tapi juga mampu menembus pasar swalayan terkemuka.
Joko Soponyono, Plt.Kabag Humas Pemkab Jember, yakin krupuk lele itu nantinya akan lebih banyak digandrungi oleh masyarakat luas termasuk daerah lain. Kerupuk lele akan menjadi bagian dari upaya mempromosikan wisata Jember. (bjc)
No comments:
Post a Comment