Ilustrasi: pemusnahan ayam flu burung. |
SITUBONDO — Ratusan warga Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus mengaku resah. Hal itu menyusul matinya sebanyak 30 ekor ekor ayam milik warga secara mendadak dalam sepekan terakhir ini. Sebab, berdasarkan hasil tes cepat (rapid test) yang dilakukan Dinas Peternakan (Disnak) Pemkab Situbondo kematian unggas itu disebabkan virus Avian Influenza (AI) atau flu burung.
Namun, untuk mengantisipasi penyebaran virus Avian Influenza (AI) atau virus H5N1 yang menyebabkan virus flu burung di Kabupaten Situbondo, Tim Partisipatory Disease Survailance and Response (PDSR) Situbondo hingga kini terus melakukan pengendalian virus AI di sekitar lokasi. Selain itu, tim juga memperketat lalu lintas unggas ke Situbondo, serta melakukan pengawasan terhadap manusia.
"Pengendalian penyebaran virus AI. Itu dilakukan sampai status desa jadi terkendali. Kami juga sudah berkoordinasi dengan LDCC (Local Deases Control Center), Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan," ujar drh Gaguk Musdjiarto, Ketua Tim PDSR Kabupaten Situbondo drh Gaguk Musdijianto, Jumat (24/2).
Diperoleh keterangan, puluhan ekor ayam milik warga Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus. Itu terjadi dalam sepekan terakhir ini. Awalnya sebanyak 5 ekor ayam milik Poniman (45), warga setempat diketahui mati secara mendadak, namun hanya berselang dua hari kematian unggas di sekitar rumah Poniman terus berlanjut hingga mencapai 25 ekor.
Setelah adanya kejadian ini, salah seorang warga melaporkan kasus kematian ayang tersebut ke Dinas Peternakan (Disnak) Pemkab Situbondo. Hingga akhirnya petugas dari Disnak Situbondo langsung turun ke lokasi. "Begitu menerima laporan warga, kami langsung mengambil tindakan. Termasuk melakukan tes cepat terhadap beberapa bangkai ayam. Sedangkan hasil tes cepat puluhan ayam yang mati mendadak itu dinyatakan positif flu burung," imbuh drh Gaguk Musdijianto.
Selain melakukan tes cepat terhadap bangkai ayam yang mati secara mendadak, Tim PDSR dan Disnak Situbondo juga melakukan penyemprotan desinfektan terhadap peternakan ayam di sekitar lokasi kematian unggas, yakni di Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Situbondo, serta memberikan penyuluhan kepada warga sekitar.
"Kami berharap kepada warga Desa Trigonco, agar tidak membuang sembarangan bangkai ayam yang mati mendadak tersebut. Bangkai ayam itu semuanya harus dibakar dan dikubur," imbau pria yang juga Kepala Disnak Pemkab Situbondo itu.
Sedangkan untuk mengantisipasi penyebaran virus AI tersebut, Tim PDSR dan Dinas Peternakan Situbondo terus memantau kematian unggas dengan melibatkan warga. Selain itu juga melakukan kandangisasi atau karantina terhadap unggas warga yang masih tersisa."Munculnya virus flu burung ini di Situbondo sudah kami laporkan ke LDCC di Malang. Kami terus berusaha agar bisa segera diatasi," pungkasnya. (dm/fat)
No comments:
Post a Comment