Banjir di Nganjuk |
"Ambruknya tadi malam, saat kami sedang tidur. Begitu mendengar ada suara gemuruh, kami langsung lari," kata Sahuri di Nganjuk, Kamis (2/2).
Ia mengatakan, rembesan air hujan membuat rumahnya tidak dapat bertahan dan ambruk. Namun, saat kejadian ia dengan keluarga tidak ada yang terluka.
Sementara itu, koordinator Tagana Kabupaten Nganjuk, Arif Priyo Efendi mengatakan langsung datang ke lokasi kejadian medengar kabar tersebut. Ia dengan tim membantu upaya evakuasi keluarga dan barang-barang di rumah tersebut.
Ia mengatakan, struktur bangunan di rumah tersebut memang kurang kuat. Dinding rumah yang harusnya terbuat dari campuran pasir dan semen, diganti dengan tanah, hingga membuat bangunan roboh.
"Struktur temboknya dari tanah liat, dan sebagian kayu rumahnya juga sudah lapuk. Ini, kami masih di lokasi untuk membantu evakuasi," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kecamatan Berbek, Purwoto mengatakan pemerintah akan berupaya membantu meringankan beban pemilik rumah. Pihaknya akan mengajukan ke pemerintah, agar mendapatkan bantuan, karena ini masuk bencana.
"Kami akan upayakan dapat bantuan," ucapnya.
Ia mengatakan, Kecamatan Berbek ini termasuk daerah yang rawan bencana. Di tempat ini, sedikitnya ada enam desa yang sering banjir jika hujan terus terjadi.
Enam desa itu di antaranya Grojokan, Tiripan, Setonopatek, Patranrejo, Sumber Urip, dan Bulu. Bahkan, selama Januari 2012 ini, banjir sudah melanda sampai dua kali.
"Di daerah ini memang sering banjir, karena daerah ini adalah muara Sungai Kuncir. Jadi, ketika hujan turun, daerah ini lebih sering banjirnya," paparnya.
Sebelumnya, pada Rabu (1/2), banjir melanda dua desa di Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, tepatnya Desa Sanan dan Joho. Ketinggian banjir sampai lutut orang dewasa. Banjir itu melanda karena hujan yang turun terus, dan saat ini sudah mulai surut. (ant)
No comments:
Post a Comment