Sumber Kencono kecemplung sungai. |
MAGETAN - Bus Sumber Kencono jurusan Yogyakarta-Surabaya lagi-lagi terlibat kecelakaan maut. Kali ini bus nahas itu bertabrakan hebat dengan sebuah mobil sedan di Jalan Raya Ngawi - Surabaya tepatnya di Dusun Glodok Kelurahan/Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (9/2) pagi pukul 04.30 WIB. Dua penumpang tewas dalam kecelakaan tersebut.
Kecelakaan bermula saat bus bernopol W 7503 OY yang berpenumpang 20 orang melaju kencang. Saat melintas di jembatan Dusun Glodok tiba-tiba ada sedan Civic bernopol AG 1363 L yang juga melaju kencang dari arah berlawan nyelonong melintasi marka jalan dan masuk jalur bus yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Maka, bus yang disopiri Hariyanto, warga Jombang, itu pun tidak bisa menghindar dan langsung beradu kepala dengan sedan yang dikendarai oleh Lilik Purwanto. Badan bus langsung terpelanting jatuh ke sungai dengan kedalaman lebih dari 10 meter, sementara mobil sedan tersangkut besi yang ada di pinggir jembatan.
Akibat kecelakaan itu, Suparno, penumpang sedang, dan Wiwid Winingtyas, penumpang bus, tewas. Sementara belasan penumpang lain menderita luka-luka.
Wiwid Winingtyas warga Jalan Menur Cilacap dan Suparno asal Glodok Magetan, meninggal di lokasi kejadian. Korban Wiwid baru berhasil dievakuasi setelah badannya dikeluarkan dari posisi terjepit badan bus yang penyok.
Hasil sementara olah TKP yang dilakukan tim Ditlantas Polda Jatim, menemukan, sedan melaju dengan kecepatan tinggi dan melanggar marka jalan. Hal itu karena sopir sedan mengemudikan kendaraannya terlalu ke kanan. “Dengan kecepatan di atas rata-rata sehingga dari arah yang berlawanan Bus Sumber Kencono tidak dapat menghindari mobil sedan tersebut sehingga kecelakaan tidak terelakkan," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Hilman Thayib, kepada wartawan, Kamis (9/2) kemarin.
Hilman menambahkan, benturan keras membuat Bus Sumber Kencono yang melaju dari arah Yogyakarta ke Surabaya, oleng dan menabrak pembatas jembatan di sisi timur. "Sedangkan sedannya ikut terseret dan terjepit ke sisi timur," imbuhnya.
Dari hasil fakta di lapangan, kata Hilman, tim menemukan bekas pengereman dari Bus Sumber Kencono dan goresan bekas terseretnya ban mobil saat tabrakan. "Tim menemukan bekas ban dari lajur kiri. Dari bekas pengereman ban ini merupakan pergerakan dari arah selatan yang kemudian serong ke kanan, melewati marka lurus,” katanya.
Kasat Lantas Polres Magetan AKP Dadang Kurnia, mengatakan, para korban dibawa ke kamar jenazah RSUD dr Sayidiman Magetan. Sementara 13 korban luka dirawat di dua rumah sakit yakni di RSUD Sayidiman dan RSUD dr Soedono Madiun.
Salah satu dokter jaga di RSUD Sayidiman, dr Ari Sastika membenarkan jika ada 10 korban luka patah tulang dirawat di RS tersebut. "Kita sudah lakukan penanganan medis 10 orang yang mengalami luka patah tulang dan luka berat. Satu orang sudah masuk ruangan," jelas dr Ari.
Sementara data 12 korban yang dirawat di dua rumah sakit yakni di RSUD Sayidiman, ada Sutarwan (52) asal Jalan Menur No. 6 Cilacap Jawa Tengah, Ilfan (21) asal Mojoagung Jombang, Sugeng Riyadi (35) asal Jalan Menur Cilacap, Beni (35) Karang Mulyo Ponorejo Purwodadi Jateng, Agus Kristiawan (51) asal Semarang, Sumargono (27) warga Sragen, Supar (40) asal Magelang, Sudarsono (28) dari Karanganyar Jawa Tengah, Jarwadi asal Sragen Jawa Tengah, Hariyanto/sopir (42) Gangseng Megaluh Jombang. Sedang korban dirawat di RS Madiun adalah
Abdu dan Lilik Purwanto asal Perumahan PG Purwodadi Karangrejo Magetan.
Kondektur bus, Ervan, saat ditemui di lokasi kejadian mengaku tidak tahu secara pasti kronologi kejadian.
"Pas kejadian saya sedang tidur. Yang saya ingat ada tiga kali suara keras dan pas sadar saya sudah ada di bawah," ujar Ervan.
Sedang Hariyanto, sopir bus Sumber Kencono, ngotot tidak bersalah. Sebaliknya dia menuding mobil sedan-lah yang melaju dengan zig-zag sebelum menghantam bus yang dikemudikannya.
"Dari jauh sedan itu jalannya sudah zig-zag. Lalu oleng ke kanan dan langsung menghantam bus saya," terang Hariyanto saat ditemui di Mapolsek Karangrejo, Kamis (9/2).
Warga Desa Gongseng, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang ini mengaku setelah tabrakan tersebut dia sempat tidak sadarkan diri. Dan saat sadar, dirinya bersama belasan penumpang bus sudah berada di sungai desa setempat yang memiliki kedalaman lebih dari 10 meter.
Segera setelah kejadian, Lilik Purwanto yang mengemudikan sedan bernopol AG 1663 V juga diperiksa oleh polisi. Polisi memeriksa urine Lilik sebab seorang warga menduga pengemudi sedan ini sedang mabuk. Tapi
Polres Magetan belum menentukan tersangka dalam kecelakaan ini sebab masih mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi dan korban.
"Mabuk atau tidak, nanti akan kita ketahui setelah pemeriksaan medis dan lab," kata Wakapolres Magetan, Kompol Ansori saat ditemui di Mapolsek Karangrejo.
Kapolres Magetan, AKBP Agus Santosa, mengatakan, tes urine dan darah yang dilakukan terhadap Lilik Purwanto, warga Perum PG Purwodadie Glodog, Karangrejo, Magetan, untuk membuktikan kandungan alkohol dalam diri yang bersangkutan. "Memang ada informasi jika pengemudi sedan dalam keadaan mabuk saat kecelaka`n. Karena itu, kami melakukan tes urine dan darah kepada yang bersangkutan untuk memastikan," ujar AKBP Agus Santosa.
Menurut dia, berdasarkan hasil tes urine diketahui tidak ada kandungan zat amphetamin dalam diri yang bersangkutan, sehingga hal itu berarti Lilik Purwanto tidak dalam pengaruh narkoba. Sementara hasil tes darah untuk mengetahui kandungan alkohol, belum keluar.
"Kami masih menunggu hasil tes dari darah yang bersangkutan. Meski yang bersangkutan sedang dirawat di rumah sakit, namun tes tetap dilakukan," katanya.
Rencananya, lanjut Agus, tes darah tersebut akan dilakukan di Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim, sehingga hasilnya belum dapat diketahui dalam waktu singkat.
Sedang terhadap sopir Sumber Kencono, Hariyanto, tidak dilakukan tes urine dan darah, karena statusnya masih sebagai saksi dan juga hasil olah TKP diketahui titik tabrakan tersebut terjadi di jalur bus. "Kedua sopir masih kami periksa dan statusnya masih sebagai saksi. Kami belum dapat menentukan tersangka dalam kasus ini karena masih melakukan pendalaman yang melibatkan tim Puslabfor Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim," kata dia.
Cabut Izin Trayek
Kecelakaan berkali-kali yang menimpa bus Sumber Kencono membuat Gubernur Jawa Timur Soekarwo prihatin. Pakde Karwo –panggilan akrab gubernur--pun mendorong Direktorat Jenderal Perhubungan Darat segera mencabut izin trayek Bus Sumber Kencono.
"Kami akan mendorong Ditjen Perhubungan Darat agar segera mencabut izin trayeknya," ujar Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Kamis kemarin.
Soekarwo mengemukakan, Pemprov Jatim telah mengirim surat untuk pencabutan trayek bus Sumber Kencono usai kecelakaan di Madiun pada awal Januari 2012. Dalam hal ini pihaknya tidak memiliki wewenang mencabut izin trayek karena otoritas dari Ditjen Perhubungan Darat.
"Sekarang ada kejadian lagi. Sehingga kami akan kembali mengirim surat sekaligus menanyakan bagaimana tindak lanjut dari surat sebelumnya," katanya.
Pemprov, lanjut dia, juga menerima informasi dari Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur bahwa kecelakaan diduga disebabkan oleh pengemudi sedan, bukan dari Sumber Kencono.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf juga mengaku prihatin dan mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban kecelakaan. Gus Ipul, sapaan akrabnya, mendesak agar segera dilakukan audit total pada manajemen bus yang dilakukan oleh pihak independen.
"Berlakukan moratorium dan evaluasi menyeluruh sambil menunggu hasil audit. Tapi syaratnya jangan sampai ada pemecatan karyawan satu pun. Ini untuk kebaikan semua," kata Gus Ipul.
"Kecelakaan memang sebuah musibah, tapi kalau terjadi beruntun dan melibatkan Sumber Kencono, ini yang menjadi sebuah pertanyaan. Kami usul segera lakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari struktur hingga kesejahteraan sopir," ucapnya. * dts/ara
No comments:
Post a Comment