Jalan Wonoayu |
Kondisi jalan rusak itu, pada Selasa (13/3) kemarin telah dibahas Bupati Saiful Ilah, Kepala Dinas PU Bina Marga dengan tokoh masyarakat dalam rapat bertajuk ‘Masyarakat Peduli Jalan’.
Menurut Bupati Saiful Ilah, untuk perbaikan jalan itu perlu melibatkan masyarakat. Meski tidak terlibat langsung dalam perbaikan, setidaknya masyarakat ikut peduli terutama dalam pemeliharaan jalan. Misalnya, bila ada jalan berlubang, diimbau tidak ditanami pohon,--biasanya pisang atau diberi keranjang.
Karena tindakan itu justru semakin merusak jalan, bahkan berdampak kemacetan arus lalu lintas. “Yang benar kalau ada jalan rusak, seperti berlubang, masyarakat kerja bakti untuk menutup lubang jalan tersebut,” katanya. “Jalan rusak itu pasti segera dilakukan perbaikan,” tambah Bupati Saiful.
Sementara itu, Sigit Setyawan, Kepala Dinas PU Bina Marga menambahkan pihaknya tidak akan mengabaikan jalan rusak. Hanya saja untuk memperbaiki tidak bisa serta merta, karena mekanisme harus berbagai pentahapan.
Tahapan itu, lanjut dia, mulai perencanaan, pelelangan pekerjaan di lapangan. “Untuk sampai tahap perbaikan diperlukan waktu,” katanya. “Jadi tidak betul jika ada jalan rusak kita mengabaikannya, namun untuk memperbaiki perlu waktu,” tambah Sigit menegaskan kembali.
Diungkapkan kadang-kasang ada perilaku salah yang dilakukan dimasyarakat menyikapi peningkatan jalan. Misalnya jalan yang sudah selesai di lapen, perlu ditaburi kerikil batu halus untuk menutup pori-pori aspal.
Konsekuensinya, dalam kondisi jalan seperti itu selalu berdebu saat dilewati kendaraan. “Nah, agar tidak berdebu, jalan itu disirami warga sehingga bisa mempercepat kerusakan jalan. Sebab jalan yang selesai dilapen tidak boleh terkena air,” terangnya.
Untuk itu, lanjut dia, dalam forum ini diharapkan bisa memberikan pemahaman bagi masyarakat sehingga lebih peduli memelihara jalan. Bahkan pihaknya akan menggandeng pengembang di Sidoarjo untuk ikut peduli jalan.
Apalagi kalangan pengembang ikut andil atas terjadinya kerusakan jalan akibat aktivitasnya membangun perumahan. “Jadi sudah sangat wajar para pengembang bila memiliki kepedulian untuk ikut memelihara keberadaan jalan,” kata Sigit Setyawan.
Sekadar diketahui, banyak proyek perbaikan jalan yang dilakukan pada anggaran 2011, patut dipertanyakan kualitasnya. Seperti jalan Modong (Wonoayu-Tulangan) yang kembali diwarnai kerusak.
Begitu pula jalan Brigjen Katamso yang menelan anggaran miliran, mulai diwarnai lubang di beberapa titik badan jalan. Ini juga tak lepas lemahnya pengawasan Dinas Bina Marga terhadap pihak kontraktor sehingga melaksanakan proyek peningkatan jalan asal-asalan. (dm)
No comments:
Post a Comment