GRESIK - Ratusan warga Bawean yang terdampar di pelabuhan Gresik selama sepekan hanya bisa mengelus dada. Mereka kembali gagal pulang ke kampung ke halaman, Jumat (16/3) kemarin, karena gelombang tinggi.
Pasalnya Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik telah membatalkan Kapal perang TNI AL KRI Teluk Jakarta yang rencananya merapat ke Pelabuhan Gresik untuk membantu pemulangan ratusan penumpang asal Pulau Bawean.
Pertimbangannya, cuaca semakin buruk dengan tinggi gelombang antara 5 sampai 6 meter. Selain itu, kapasitas muat penumpang hanya 400 orang, padahal calon penumpang di Gresik lebih banyak jumlahnya.
Kepala Dishub Gresik Achmad Nuruddin menjelaskan, pihaknya telah menggelar rapat bersama anggota dewan asal Pulau Bawean (Akhwan), Pemuda Bawean Gresik (PBG), Persatuan Mahasiswa Bawean (PMB), serta perwakilan penumpang. "Intinya, kami terpaksa membatalkan Kapal perang TNI AL KRI Teluk Jakarta, karena kondisi cuaca buruk dengan ketinggian gelombang 5 sampai 6 meter. Kami tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dikehendaki. Kendati begitu, sebagai solusinya, Pemkab Gresik akan mendatangkan kapal milik PT. Pelni bernama Binaiyah pada Minggu (18/3) besok," ujar Nururddin.
Sementara itu, akibat tertundanya keberangkatan para calon penumpang kapal menuju Bawean membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik ikut berempati dengan memberikan sumbangan nasi bungkus. "Mulai Jumat kemarin, kami telah membagikan 500 nasi bungkus serta membagikan makanan Bayi,"tegas Kepala BPBD Kabupaten Gresik, Hari Sucipto sembari menandaskan pihaknya akan terus memantau agar para calon penumpang yang akan menuju Bawean tidak resah gara-gara kehabisan bekal. (dm/dik)
No comments:
Post a Comment