Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Produksi Padi Bondowoso Anjlok Akibat Cuaca

Thursday, March 29, 2012 | 02:24 WIB Last Updated 2012-03-28T19:24:30Z

Panen padi.

BONDOWOSO - Produksi tanaman padi milik petani di Kabupaten Bondowoso, Jatim, dalam beberapa bulan terakhir turun drastis hingga 50 persen lebih akibat cuaca kurang baik, seperti angin kencang dan hujan pada malam hari.

"Kalau biasanya dalam satu hektare bisa menghasilkan gabah sekitar lima hingga enam ton, sekarang hanya sekitar tiga ton," kata Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Bondowoso Drs H Nimanto, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa padi yang rentan dengan cuaca tidak menentu itu adalah jenis hibrida, sedangkan jenis IR dan lainnya cenderung lebih tahan meskipun juga mengalami penurunan produksi.

Dewan Pembina Organisasi KTNA Provinsi Jatim yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Bondowoso ini mengemukakan bahwa awalnya tanaman padi itu terlihat bagus, namun setelah sekian lama, ujung yang berisi bulir terlihat tidak menunduk.

"Berarti bulir-padi padi itu banyak yang tidak ada isinya. Banyak tanaman padi yang seperti itu. Ada lagi yang terkena penyakit daunnya putih kemudian mengering seperti terbakar. Semua itu terjadi karena angin kencang dan hujan pada malam hari," katanya.

Ia mengemukakan, beberapa sawahnya juga mengalami hal serupa sehingga dirinya mengalami kerugian. Biasanya dalam satu hektare sawahnya menghasilkan lima ton senilai Rp16,5 juta dengan harga gabah Rp3.300 per kilogram.

"Biayanya sekitar Rp6 juta per hektare sehingga keuntungan masih Rp10 juta kalau kondisi normal, tapi yang panen baru-baru ini saya hanya dapat Rp4 juta, jadi masih rugi karena modal saja tidak kembali," kata mantan guru ini.

Menurut dia, para petani di wilayahnya banyak yang gagal pada musem panen Februari dan Maret, namun diharapkan untuk yang panen pada April akan lebih baik. Karena di masa-masa tanaman padi sudah berbuah cuaca tidak lagi ekstrem.

"Untuk mengatasi hal-hal seperti ini, peran petugas penyuluh lapangan perlu diotpimalkan lagi di masa-masa mendatang, sehingga petani tahu bagaimana harus mengantisipasi keadaan," katanya. (sumber: antarajatim.com)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update