DUDUKI TITIK 25, RUSAK ASET BPLS
SIDOARJO – Aksi unjukrasa warga korban luapan lumpur Lapindo kembali melanjutkan aksinya. Kali ini, demo yang diikuti ratusan warga dengan menduduki tanggul lumpur Lapindo di titik 25 dan titik 35.
Dalam aksinya, mereka tidak mengamuk seperti unjukrasa di depan kantor Gubernur Jatim di Jl Pahlawan Surabaya, maupun aksi lanjutan Senin (16/4) malam kemarin yang merusak sejumlah fasilitas milik Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) di titik 35, titik 25 dan spill way. Namun, sekitar 200 warga kali ini hanya menghentikan semua kegiatan BPLS.
“Ini adalah aksi lanjutan dari kegiatan kemarin (Senin, Red) yang berakhir dengan kekecewaan pada kami. Amuk massa kemarin dipicu sikap Gubernur Jatim Soekarwo yang tidak responsif," kata salah satu koordinator warga, Yudo Wintoko, Selasa (17/4).
Setelah berkumpul, sebagian warga menghentikan semua kegiatan BPLS seperti pengaliran lumpur ke sungai Porong dan juga penghentian backhoe yang mengaduk lumpur. Di lokasi terlihat 3 unit pompa penyedut lumpur tidak beroperasi, begitu juga dnegan backhoe yang tidak bergerak.
Di titik tanggul tersebut, warga juga memasang spanduk berisi kecaman terhadap BPLS, PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) maupun Bakrie. Isi spanduk antara lain, "Tanggul ini milik korban lumpur", "BPLS harus angkat kaki", "6 tahun korban belum beres", "Taruhan darah dan nyawa sebagai jaminan" dan lain sebagainya.
Yudo menambahkan warga tetap akan bertahan di tanggul hingga beberapa hari ke depan. Tujuannya agar pemerintah baik daerah dan pusat tahu bahwa korban lumpur selama 6 tahun telah sangat menderita. “Apakah kami nanti akan memblokir jalan, kami belum tahu. Yang jelas kita akan menggelar doa bersama dan istighotsah,” tambah Yudo.
Dia menjelaskan dalam waktu dekat ini sekitar 2 ribu warga akan berangkat ke Jakarta untuk melakukan demo ke pemerintah pusat. Berkumpulnya warga tersebut mendapat penjagaan puluhan personel Polres Sidoarjo, termasuk Kapolres Sidoarjo, AKBP Marjuki.
"Kegiatan ini tidak masalah, kita tanggapi dengan baik. Kalau bisa warga menghubungi instansi terkait biar persoalannya beres," saran Marjuki.
Sementara itu, aksi demontrasi warga menduduki tanggul lumpur Lapindo Selasa kemarin justru menjadi tontonan wisatawan lumpur yang kebetulan berkunjung di lokasi tanggul. “Saya kesini mampir saja ingin melihat kolam lumpur, ternyata ada korban luapan lumpur yang tengah melakukan demontrasi di pusat semburan lumpur,” kata Eni, salah seorang wisatawan lumpur asal Yogyakarta yang tengah mengaku akan bepergian ke rumah saudaranya di Probolinggo.
Bahkan Abdul Manan, salah seorang penjual VCD luapan lumpur dengan antusias menerangkan kepada Eni, kenapa korban luapan lumpur lapindo kembali melakukan aksi dengan cara menduduki tanggul di titik 25. “Mereka itu kesal sebab sampai sekarang belum mendapat pelunasan pembayaran ganti rugi,” katanya.
Dari kejauhan, terlihat jelas para demontstran saat merusak aset BPLS yang ada di tanggul titik 25 seperti sangkar burung dan pos satpam yang dirusak. (dm/yan)
No comments:
Post a Comment