TUNTUT POLISI TANGKAP PELAKU PERUSAKAN
TULUNGAGUNG – Buntut aksi penyerangan ratusan pesilat Setia Hati Teratai, Minggu (27/5) malam lalu terhadap dua anggota Banser dan pengrusakan lambang serta Kantor Nahdlatul Ulama (NU) Ranting Wonokromo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, ratusan warga NU dari Kediri, Blitar dan Nganjuk ngeluruk ke Mapolres Tulungagung, Selasa (5/5).
Korlap aksi, Suminto menegaskan, jika aparat kepolisian Tulungagung tidak menangkap pelaku pembacokan dan pengrusakan atribut NU, Kapolres Tulungagung AKBP Wishnu Hermawan Februanto SIK diminta mundur dari jabatannya. "Kami memberikan waktu 15 hari. Jika tidak segera melakukan penangkapan, maka kami akan mengirimkan surat ke Kapolri agar Kapolres dicopot," ungkapnya.
Setelah melakukan orasi, perwakilan pendemo dari NU, Banser dan GP Ansor Kediri, Blitar dan Nganjuk berdialog dengan Kapolres AKBP Wishnu Hermawan Februanto di ruang tamu. Hasilnya, semua aspirasi yang disampaikan, Kapolres Tulungagung siap mengungkap tuntas kasus tersebut. Polisi saat ini sudah menangkap dua pelaku dan dua pelaku lain masih buron.
Menurut AKBP Wishnu Hermawan Februanto, semua aspirasi diterima dan akan ditindaklanjuti sebagaimana prosedur penegakan hukum yang berlaku. "Polisi akan memberikan langkah hukum yang seadil-adilnya terhadap para pelaku kerusuhan tersebut," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Banser Jawa Timur, Imam Ahmad Kusnin mengatakan, seluruh kader Banser di Indonesia saat ini siaga. "Tidak hanya mereka yang berasal dari Jatim maupun Madura, yang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, bahkan luar Jawa sekarang siap berangkat ke Tulungagung," ujarnya usai menggelar pertemuan dengan sejumlah pengurus PBNU, GP Ansor Jatim, serta sejumlah tokoh Banser NU lintas daerah di kompleks Pondok Pesantren PETA, Tulungagung.
"Seluruh anggota Banser NU yang ada di daerah Tapal Kuda, mulai Senin (28/5) lalu bahkan sudah mau berangkat. Tapi kami cegah. Mereka semua hanya tunggu komando," timpal Ubaidillah Suwito, tokoh muda Banser NU Kecamatan Bandung.
Mereka rela menginap di kantor NU Tulungagung maupun sejumlah fasilitas milik warga nahdliyin demi menunggu perintah. "Kalau polisi tidak segera menindaklanjuti apa yang menjadi tuntutan warga Banser NU, maupun lembaga NU secara keseluruhan, maka jangan salahkan kami jika massa kami bergerak," ujarnya.
Pihak Banser NU maupun GP Ansor dan PBNU sendiri sampai saat ini mengisyaratkan ketidakpuasan mereka terhadap langkah penindakan maupun penanganan kasus yang dilakukan pihak kepolisian. Sinyalemen itu setidaknya terlihat dari hasil evaluasi yang dilakukan sejumlah pejabat teras maupun tokoh NU Jatim dan pusat saat menggelar rapat koordinasi di Kafe Halte yang berada di dalam kompleks Ponpes PETA, Tulungagung. (dm/jar)
No comments:
Post a Comment