MADIUN - Salah seorang anggota kelompok teroris baru dengan nama HASMI (Harakah Sunny Untuk Masyarakat Indonesia), Agus Figian, berencana meledakkan konjen Amerika di Surabaya. Mereka telah menyiapkan secara matang dan mahir dalam merakit bom. Meski hanya belajar dari buku panduan dan mengunduh cara perakitan dari internet, namun mereka mampu merakit bom dengan daya ledak tinggi (high exsplosive).
"Bom yang high explosive ditemukan di Madiun. Ini berada dalam tabung gas elpiji. Ini semuanya mereka rakit sendiri," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius di Jakarta, Sabtu (27/10).
Bom high explosive ini memang pertama kali ditemukan di Madiun, tepatnya di perumahan Puri Amarta Residence, nomor B3 di Desa Josena, Kecamatan Taman Kodya, Madiun, pukul 20.00 WIB, Jumat (26/10). Menurut Suhardi, Densus 88 setelah menemukan bom itu langsung menangkap orang-orang yang diduga merakitnya.
"Kita dapatkan dulu bomnya baru orangnya. Sudah ada yang siap pakai yang kita temukan di sana. Termasuk yang high explosive," sambung Suhardi.
Bom yang dirakit ini disiapkan untuk sejumlah sasaran, di antaranya Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Jalan Citra Raya Surabaya, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Plaza 89 di Jalan Rasuna Said Jakarta yang berseberangan dengan Kedutaan Besar Australia dan kantor Freeport, serta Mako Brimob di Srondol, Semarang Jawa Tengah.
Salah satu tetangga rumah kontrakan terduga teroris Agus Anton Figian warga Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, mengaku pernah melihat di rumah kontrakan tersebut ada yang menggunakan baju doreng dan membawa senjata api.
"Warga sini yang melakukan ronda malam pernah melihat ada orang yang menggunakan pakaian doreng dan membawa senjata api. Tapi tidak begitu jelas soalnya pintu rumahnya hanya terbuka sedikit," ujar salah satu tetangga, Bambang, saat dilokasi, Sabtu malam (27/10/2012).
Bambang yang rumahnya tepat disamping rumah milik Ashari yang ditempati oleh terduga teroris Agus Anton Figian, mengatakan jika para terduga teroris tersebut baru menguntrak rumahnya dua bulan sebelum lebaran kemarin. "Mereka tinggal belum lama. Dan sekitar satu dua bulan terakhir ini ditempatnya pak Agus sering ada tamu. Mereka datang sebelum magrib dan pergi sebelum jam 9 pagi, dan kalamu malam mereka sering terlihat main laptop dan hp," kata Bambang.
Ia juga tidak pernah mengira jika tetangganya tersebut terlibat aksi teroris. Karena ia mengira teman teman Agus tersebut adalah salah satu tukang kayu."Saya kira mereka salah satu tukangnya pak Agus," ucapnya.
BERIKUT KRONOLOGI PENANGKAPAN AGUS
- Jumat (26/10/2012) sekitar pukul 19.00 WIB telah terjadi penangkapan Warso di terminal Purbaya Madiun usai dari Jakarta turun di Solo melanjutkan perjalanan ke Madiun. Rencananya akan dijemput Agus namun di terminal Madiun ditangkap oleh Densus 88.
- Dari penangkapan Warso ini sekitar pukul 21.00 WIB tim Densus menangkap Agus di Dusun Sewulan Dagangan Madiun, Agus ditangkap di jalan pada saat akan menjemput Warso.
- Warso adalah kurir dari Gresik, Warso tinggal di rumah tersebut bersama Har (diduga perakit dan ditangkap td pagi di Bogor).
- Agus yang tinggal di Dusun Sewulan Dagangan merupakan penyandang dana, fasilitator yang mencarikan tempat untuk bikin bom di Perum Amarta dan akan mengebom konjen AS di Surabaya.(amh)
No comments:
Post a Comment