MOJOKERTO – Angin kencang yang melanda Kota Mojokerto hampir selama dua jam, Selasa (8/1) mengakibatkan atap pasar ikan di Kecamatan Prajurit Kulon ‘terbang’. Akibatnya, atap yang terbuat dari bahan plastik berbentuk kanopi ini tersingkap dan mengenai bangunan rumah yang masih dikejakan di samping utara pasar yang diresmikan 30 November 2011 lalu itu. Beruntung saat kejadian tidak ada aktivitas sama sekali di pasar ikan tersebut sehingga tidak menimbulkan korban.
Menurut Pujianto, saksi mata, atap dengan panjang hampir 40 meter itu secara perlahan-lahan tersingkap sekitar pukul 13.00 wib. Saat itu terdengar suara mirip benda jatuh lantaran angin memang berhembus kencang saat itu. “Beruntung tersingkap ke utara kalau ke selatan bisa-bisa menerpa kios-kios yang ada,” katanya.
Pujianto menambahkan, diduga kondisi besi atap yang kurang kuat lantaran hanya berdiameter kecil tak kuat menahan terpaan angin. Selain itu, besi penopang diduga sudah berkarat sehingga mudah patah. ”Besi penahan kanopinya memang berdiameter kecil sehingga mudah patah,” jelasnya.
Mengetahui atap pasar tersingkap warga lantas melaporkan kejadian itu ke Dinas Koperasi dan Perindustrian (Dinkoperindag). Tak lama kemudian petugas dari Dinkoperindag datang meninjau lokasi. Petugas lantas meminta bantuan warga sekitar untuk mengevakuasi atap kanopi yang menimpa rumah yang masih dibangun. Sementara itu Kabid Perdagangan Dinkoperindag Indro Tjahyo menduga diameter besi penahan kanopi yang berkarat dan kecil menjadi penyebab utama atap tersingkap.” Besinya memang sudah berkarat,” katanya. Saat ini lanjut Indro pihaknya sementara hanya mengevakuasi atap itu, untuk perbaikan akan dirapatkan.”Akan kita laporkan ke kepala,” imbuhnya.
Memang sejak selesai dibangun tahun 2007 lalu, pasar ikan yang berada di belakang pasar tradisional Kecamatan Prajurit Kulon, ini bermasalah. Bahkan, sebelum digunakan pasar ikan senilai Rp 1,2 miliar yang bersumber dari DAK pemerintah pusat ini mangkrak selama dua tahun.
Namun, dengan inisiatif Dinkoperindag pasar dengan jumlah 40 los dan 17 kios dua lantai ini lantas digunakan meskipun saat ini tidak diperuntukkan hanya untuk penjual ikan seperti rencana awal. Untuk menyiasati hal itu Dinkoperindag lantas mewacanakan bakal mengalih fungsikan pasar tersebut. Hal ini karena sejak awal perencanaan, wilayah kota Mojokerto kurang pas dibangun pasar ikan tersebut. “Masih menunggu surat persetujuan dari pemerintah pusat terkait pengalihan fungsi,” pungkasnya. (ari)
No comments:
Post a Comment