SUMENEP (dutajatim.com) - Para nelayan asal Probolinggo Jawa Timur ini patut mendapat pujian. Semoga amal baiknya menolong korban kapal yang terbakar di Laut Jawa mendapat balasan dari Allah SWT. Amiin.
Ya, para nelayan Probolinggo itu berjibaku menolong para korban kapal yang terbakar dengan sekuat tenaga. Para korban sangat kasihan kondisinya sebab mereka sudah terapung di laut sejak kapal yang mereka tumpangi terbakar pada Kamis malam. Mereka terombang-ambing di laut.
Dan Sabtu 24 Agustus 2019 dini hari tadi sekitar pukul 00.30 WIB, sebanyak 89 korban selamat Kapal Motor Santika Nusantara yang terbakar di perairan Masalembu, Sumenep, Jawa Timur, itu akhirnya berhasil dievakuasi oleh kapal nelayan asal Probolinggo. Kabar kepahlawanan para nelayan ini disampaikan oleh Kapolres Sumenep, AKBP Muslimin.
Kapolres mengatakan, ada sebanyak 89 korban selamat telah tiba di Pelabuhan Kalinget Sumenep. Saat ini mereka ditampung di Rumah Persinggahan Sementara (RPS) milik Pemkab Sumenep Madura.
"Puluhan korban selamat itu ditampung di rumah persinggahan sementara, sambil menjalani perawatan medis dan pemulihan fisik para korban, yang nantinya para korban akan dibawa ke Surabaya. Selanjutnya mereka akan diantarkan ke keluarga korban masing-masing," kata AKBP Muslimin saat ditemui di Pelabuhan Kalianget Sumenep.
Salah seorang nelayan asal kota Probolinggo yang berhasil mengevakuasi puluhan korban dari dalam sekoci kapal Santika Nusantara tersebut, Nur Hasyim, mengatakan, awalnya dia tengah beristirahat di tengah laut. Lokasi kapal nelayan ini tidak jauh dari lokasi terbakarnya kapal Santika Nusantara.
"Saya dan teman-teman lain hendak istirahat setelah seharian mencari ikan, namun ada beberapa teman saya yang mencium bau asap kebakaran yang sangat kuat. Sangat menyengat. Sehingga kami memutuskan mencari sumber bau tersebut, dan ternyata setelah didekati, terlihat samar sosok kapal
Santika Nusantara yang mengeluarkan api. Akhirnya kami menemukan puluhan penumpang tersebut di dalam empat sekoci. Mereka berteriak meminta tolong,” ujar Nur, nelayan KM Putra Tunggal.
Nur Hasyim menjelaskan saat mendapati empat sekoci yang terombang-ambing di dekat kapal Santika Nusantara yang tengah terbakar tersebut, pihaknya tanpa berpikir panjang, langsung mengevakuasi puluhan penumpang untuk dibawa ke Pelabuhan Kalianget Sumenep, Madura.
"Kami mengetahui para korban selamat berada di dalam sekoci, karena para korban memberikan kode, dengan menggunakan lampu penerangan kecil yang digerak-gerakkan oleh para korban selamat tersebut. Kami sudah menyisir di seputaran kapal Santika Nusantara, dan kami tidak melihat adanya korban lain, mengingat kondisi pada saat kami temukan, dalam kondisi gelap gulita,” ujarnya.
Sebelumnya tim gabungan Badan SAR Nasional menemukan empat korban meninggal dalam peristiwa terbakarnya KM Santika Nusantara di Perairan Masalembo, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Jumat, 23 Agustus 2019. Pencarian dan evakuasi penumpang kapal lain terus dilakukan.
"Barusan ada update dari Masalembo, korban MD (meninggal dunia) empat orang," kata Kepala Kepolisian Resor Sumenep, Ajun Komisaris Besar Polisi Muslimin, dihubungi melalui sambungan telepon genggam.
Dia menjelaskan, jumlah pasti penumpang dan awak kapal sampai kini masih simpang siur. Informasi awal, kapal nahas itu membawa total 111 orang, termasuk awak kapal. Belakangan diketahui total 139 orang "Yang 50 orang dibawa ke Puskesmas Masalembo, yang 89 dibawa ke Surabaya," ujar Muslimin.
Ada informasi kemudian data jumlah total penumpang dan awak kapal sebanyak 162 orang. "Ada update lagi jadi 277. Entah mana yang benar masih simpang siur, sehingga kalau jumlah total kita enggak berani menyampaikan," ucap Muslimin.
Seperti diberitakan, KM Santika Nusantara rute Surabaya-Balikpapan dilaporkan terbakar di Perairan Masalembo, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Kamis malam, 22 Agustus 2019. Sebagian banyak baru berhasil dievakuasi ke kapal-kapal yang melintas terdekat pada Jumat paginya, 23 Agustus 2019. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan polisi. (vvn/ara)
No comments:
Post a Comment