SURABAYA (DutaJatim.com) - Salah seorang keponakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Lia Istifhama, semakin mantab maju di Pilwali Surabaya 2020. Lia tidak hanya menjalani fit and proper test di PDIP saja tapi juga ikut penjaringan bakal calon walikota Surabaya yang digelar Partai Nasdem.
Lia sudah mengambil formulir pendaftaran di kantor DPD Partai Nasdem Surabaya, Jalan Pandegiling 194, Senin (23/9/2019) sore. Hanya saja tidak seperti saat mengambil formulir penjaringan PDIP di kantor DPD PDIP Jatim di mana Lia mengambil sendiri formulir dan bahkan saat mengembalikan diantar ayahnya yang mantan ketua DPW PPP Jatim, Masykur Hasyim, kali ini Lia mengutus relawannya untuk mengambil formulir di kantor NasDem.
Lia mengatakan dirinya berupaya untuk menjaga komunikasi dengan seluruh Parpol. Selain itu dia juga sangat menghargai relawan yang sangat bersemangat berjuang agar dirinya lolos maju di pilwali Surabaya.
“Kota Surabaya ke depan terbangun dari sinergi semua pihak. Pemimpin Surabaya pasti akan membangun silaturahim yang baik dengan semangat seduluran. Hal ini sesuai dengan salah satu poin dalam Nawa Tirta (program andalan jika terpilih),” kata semifinalis Ning Surabaya 2005 ini.
Perempuan yang juga Putri Nahdlatul Ulama (NU) Surabaya 2005 tersebut pun semakin mantab untuk memperoleh tiket parpol untuk maju pilkada Surabaya.
Pendaftar Lain
Ketua Bappilu DPD Partai Nasdem Surabaya, M Jauhari mengatakan, sejak pendaftaran dibuka Senin pukul 16.00 WIB, tercatat ada lima orang bakal calon yang mengambil formulir.
Selain Lia, empat pendaftar lain adalah Vinsensius Awey (politikus Nasdem), Ali Azhara (eks Ketum PPKN/Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah), Hariyanto (ketua Peradi Surabaya), serta Gunawan (mantan Caleg PSI).
Sesuai peraturan organisasi No. 06 Tahun 2019, kata Jauhari, pendaftaran dimulai sejak tanggal 23 September hingga 23 Oktober 2019 atau selama sebulan. Selanjutnya, Nasdem akan seleksi para bakal calon berdasarkan lima kriteria.
“Kita seleksi mulai tingkat popularitas, akseptabilitas, kesukaan masyarakat, elektabilitas, kemampuan mobilisasi masyarakat. Selanjutnya diranking tiga besar untuk diajukan dan dimintakan rekom ke DPP,” katanya. (bj/nas)
No comments:
Post a Comment