PASURUAN (DutaJatim.com) – Ningsih Tinampi yang tampil sebagai ahli supranatural alias dukun dengan menawarkan pengobatan alternatif memang fenomenal.Dia banyak dibicarakan masyarakat. Mengapa?
Ya, karena dia tampil tidak hanya secara tradisional tapi juga dikemas secara apik menarik mengikuti perkembangan dunia digital. Ningsih tahu masyarakat suka dengan hal-hal yang ghaib dan tahayul. Setan, jin, dan konco-konconya. Terlepas dari pengobatannya yang ghaib--seperti tayangan ghaib lain di TV-TV--marak dan larisnya Ningsih juga karena channel Youtubenya. Bahkan, channel youtube orang lain juga banyak menampilkan aksi Ningsih saat mengobati pasiennya.
Ya, Ningsih Tinampi melalui channel YouTube-nya kerap menampilkan video yang memperlihatkan bagaimana dia melakukan pengobatan kepada pasien-pasiennya. Dari beberapa video, Ningsih Tinampi terlihat melakukan pengobatan untuk pasien-pasien yang terkena pengaruh santet di dalam tubuhnya.
Ningsih kerap tampil dalam video seolah sedang menginterogasi makhluk halus. Dari beberapa judul videonya, juga menarasikan bahwa dirinya tengah melawan dukun santet. Akun YouTube Ningsih Tinampi pun hingga Selasa (17/9/2019) hari ini masih dibanjiri pengunjung, seperti halnya di tempat praktiknya di Pandaan Pasuruan Jawa Timur. Dia memiliki pengikut lebih dari 1,2 juta subscriber. Wow!
Saat beraksi sebagai dukun, Ningsih juga sebagai youtuber. Dia sering mengarahkan kamerawannya untuk mengambil angle-angle yang mungkin diperkirakan akan dramatis, seperti saat dia memanggil para setan, jin, dan bolo-bolonya itu. Secara pengambilan gambar, dia sudah tahu, bahwa gambar adegan itu akan menarik, sehingga, misalnya, harus di-close up, aksinya tersebut.
BACA JUGA:
Heboh Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi, Bagaimana Islam Tangkal Jin dan Setan?
Dari beberapa postingan yang terdapat di YouTube, terlihat aksinya itu. Para pasien juga harus berdesak-desakan untuk mengantre berobat. Pertanyaan selanjutnya, apakah benar yang dilakukan Ningsih ini? Maksudnya cara pengobatannya itu benar-benar penyembuhan atau sekadar akting demi konten youtube? Sebagian kalangan mempertanyakan itu.
"Kadang memang seperti di-setting, seperti yang dilakukan artis-artis di infotainment, beritanya di-setting, seperti sungguhan. Padahal hanya untuk acara TV. Bu Ningsih ini kadang ya seperti itu, tapi wallahu a'lam. Semua kembali kepada Bu Ningsih, kepada kita semua, percaya atau tidak? Tidak boleh menuduh macam-macam. Toh, di TV-TV juga banyak, dan disuka pemirsa," kata Abdul Kadir, warga Pasuruan, yang berkunjung ke kediaman Ningsih, Minggu 15 September 2019.
Fenomena pengobatan alternatif ramai dikunjungi masyarakat sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Sekitar tahun 2009, Indonesia juga dihebohkan oleh Ponari, dukun cilik asal Jombang Jawa Timur yang ketika itu dipercaya bisa menyembuhkan melalui air yang dicelup dengan batunya. Saat itu orang berbondong-bondong untuk datang ke lokasi di mana Ponari berada guna mencari kesembuhan. Tapi kemudian Ponari meredup.
Padahal saat itu Ponari belum mengenal Youtube. Belum ada media sosial seperti facebook. Artinya, masyarakat sejak zaman dulu memang suka klenik, suka ditakut-takuti, suka yang aneh-aneh, meski kadang ada juga unsur penipuannya. Trik dan sejenisnya.
Dalam dunia pengobatan, fenomena Ponari dan Ningsih Tinampi juga menunjukkan, bagaimana sebagian masyarakat masih mempercayai pengobatan alternatif dari ahli supranatural ataupun dukun. Bahkan, di tengah zaman yang semakin modern canggih dan perkembangan internet semakin andal, dukun masih begitu digandrungi. Masih disuka. Dipercaya omongannya. Diyakini bisa menyembuhkan. Padahal bisa juga karena sugesti. Dan yang jelas dari Yang Maha Menyembuhkan: Allah SWT.
Lalu mengapa mereka tidak ke dokter? Dari sejumlah pengakuan pasien Ningsih, mereka sudah ke dokter dan RS tapi tidak sembuh. Nah, iya kan? Dokter sudah tidak sembuh, tarifnya mahal lagi. Lok kok gak pakai BPJS? Ya, sama. Katanya juga tidak sembuh-sembuh. Karena itu, mereka cari Ningsih.
Seperti dikutip dari Kompas.com Selasa (17/9/2019), Dr. Sunu Wasono, Budayawan dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, mengatakan, seseorang di zaman sekarang masih mempercayai dukun karena masyarakat Indonesia sedari dulu memang memiliki keyakinan terhadap pengobatan non-medis di samping pengobatan medis yang ada. Adapun kepercayaan itu, sudah mengakar di tengah masyarakat.
“Makanya pengobatan alternatif masih mendapatkan tempat,” ujarnya. Masyarakat akan mempercayakan kepada “wong pinter”, seperti dukun, dan paranormal untuk sampai pada suatu kesimpulan bahwa penyakit yang diderita pasien bukanlah penyakit medis.
Ia menilai, segala keyakinan terhadap pengobatan alternatif tersebut mengakar karena sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat.
“Orientasi kuat kepada yang gaib dan supranatural telah menjadi bagian dari budaya kita. Orang menyebutnya orientasi mistis,” ujarnya. Sehingga ketika satu tempat ramai karena adanya dukun tiban, orang menjadi banyak yang berkunjung ke sana. (kcm/hud)
No comments:
Post a Comment