SURABAYA (DutaJatim.com) — Pemprov Jatim terus mengembangkan program One Pesantren One Product (OPOP). Setelah meresmikan OPOP Training Center di Universitas NU Surabaya beberapa waktu lalu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) untuk ikut membantu mengembangkan OPOP tersebut.
Gubernur Khofifah menyampaikan ajakan itu saat menerima ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur di Ruang Kerjanya di Kantor Gubernur Jatim, Jl. Pahlawan No. 110 Surabaya, kemarin.
Gubernur Khofifah mengatakan, ada lebih 6.000 pesantren di Jatim. Hal itu jelas merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan sumberdaya ekonominya. Khusus OPOP pesantren memerlukan pendampingan pemilihan produk, pengembangan keterampilan, teknologi pengolahan, penguatan modal, pendampingan serta akses pasar. Mereka memiliki kekuatan yang cukup besar untuk didorong dalam peningkatan kemandirian ekonomi sebagaimana yang dapat dilakukan oleh pesantren Sidogiri Pasuruan.
Untuk itu, Gubernur Jatim berharap agar ISEI dapat membantu perluasan kemandirian ekonomi pesantren antara lain dengan mempertemukan pihak pesantren yang memiliki produk unggulan dan andalan dengan mitra strategis yang bisa meningkatkan ketrampilan, permodalan sampai dengan pertemuan dengan para buyer. Secara khusus OPOP perlu pengembangan dalam pendampingan petik, olah, kemas, jual produk-produk yang dihasilkan pesantren.
“Bagaimana agar mereka sering disertakan mengikuti forum temu bisnis, mengikuti misi dagang, sehingga makin sering bertemu buyer sehingga update jenis produknya terus terasah sesuai kecenderungan permintaan pasar.
Untuk itu, peran ISEI dalam pengembangan OPOP sangat diperlukan ,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Untuk itu, peran ISEI dalam pengembangan OPOP sangat diperlukan ,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mencontohkan pesantren yang mampu menghasilkan produk keripik singkong hingga 20 ton per hari. Dan produk tersebut mampu dijual ke pasar tetapi produk tersebut masih sangat standart, misalnya dapat diolah dengan tambahan aneka rasa cokelat, keju, strawberry, original dan sebagainya. Jika packagingnya dapat dibantu dengan aluminium voil, sablon atau sticker dengan desain yang bagus serta mesin perekat yang kuat. Maka produknya bisa memiliki nilai tambah lebih besar.
“Petik , olah, kemas , jual menjadi semangat dalam mengembangkan produk OPOP,” katanya.
Ketua ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jatim Eko Purwanto menyambut senang ajakan Gubernur itu. Khususnya ISEI Jatim yang memasuki kepengurusan periode yang baru. Dalam kepengurusan tersebut dirinya akan melibatkan akademisi, bisnis atau pelaku usaha, dan pemerintah.
“Pada pesan Ketua Umum ISEI dikatakan bahwa ISEI tidak akan sukses kalau hanya akademisi saja, tetapi perlu melibatkan pebisnis atau pelaku usaha serta government. Representasi dari Pemprov Jatim untuk masuk kepengurusan ISEI Jatim diperlukan,” katanya.
Terkait pengembangan OPOP, dirinya pun menjelaskan, bahwa pihaknya akan ikut mendukung program OPOP di Jatim. Kebetulan di kepengurusan ISEI ada yang mengurusi kreatifitas dan pemasaran produk-produk. Sehingga fungsi ini bisa sejalan dengan program OPOP. (rls)
No comments:
Post a Comment