SURABAYA (DutaJatim.com) - Konflik antara warga Papua dan Jawa Timur selain diselesaikan secara hukum dan sosial juga budaya. Dua budaya dipadukan dengan tradisi menanam pohon di mana pohon khas Papua ditanam di bumi Jawa Timur. Sebuah simbol bersatunya dua daerah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun menanam pohon matoa, yang dikenal khas Papua. Buah yang rasanya manis dengan teksturnya mirip kelengkeng ini ditanam di Halaman Masjid Al Akbar Surabaya.
"Saya di Masjid Al Akbar Surabaya. Kita punya forum yang lumayan besar di sana yaitu jalan sehat berselawat. Sebelum itu, saya bersama dengan OPD dan pimpinan Masjid Al Akbar menanam pohon Matoa," jelas Khofifah di Surabaya, Minggu (1/9/2019).
Bahkan Khofifah juga membagikan buah matoa ini ke masyarakat yang hadir dalam acara jalan sehat berselawat untuk memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1441 H tersebut. Tujuannya, untuk mengenalkan apa itu buah matoa kepada warga Jatim.
"Setelah kami menanam, kami menyiapkan buah matoa. Kita bagi bersama-sama. Karena saya rasa mungkin masih banyak yang tidak mengetahui buah matoa seperti apa, dan rasanya seperti apa," terang Khofifah.
Dia mengatakan kita harus berbagi, anak-anak juga saling berbagi. "Ada Kiai Marzuki Mustamar ketua PWNU juga saling berbagi, ada Ketua MUI Kiai Abdussomad kita juga saling berbagi," katanya.
Khofifah menerangkan, buah matoa juga dibudidayakan di Kediri. Di sana, matoa tumbuh subur dan berkualitas bagus. Khofifah ingin akulturasi di bidang agro ini terus berlanjut.
"Tidak sekadar menanam, tetapi kemarin saya dari Kediri. Di sana matoanya sudah jadi bagus kualitasnya. Artinya mudah-mudahan ini terkonfirmasi oleh saudara-saudara kita yang ada di Papua atau teman-teman Papua yang sedang ada di Jawa Timur. Bahwa sesungguhnya proses akulturasi agro ini kan sektor agraris sudah mulai sukses tumbuh dan berbuah sangat baik di Kediri," kata Khofifah.
Di kesempatan yang sama, Khofifah berharap dari adanya akulturasi budaya di bidang agro ini, dapat menjadi perekat dua provinsi.
"Kebersamaan ini tentu akan menjadi bagian dari budaya bercocok tanam kita budaya agro kita dan tentu akan mengenali bagaimana sesungguhnya kebesaran Allah memberikan anugerah bahwa Indonesia ini luar biasa kaya," katanya. (det/wis)
No comments:
Post a Comment