Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Heboh Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi, Bagaimana Islam Tangkal Jin dan Setan?

Monday, September 16, 2019 | 02:30 WIB Last Updated 2019-09-15T22:50:53Z

Ibu Ningsih melawan dukun santet.

PASURUAN (DutaJatim.com) - Ahli pengobatan alternatif Ningsih Tinampi banyak menerima pasien. Yang menarik, saat beraksi menangani pasien yang diganggu jin atau setan, banyak warga yang menonton, baik warga sekitar maupun pasien yang datang dari berbagai daerah.

Bahkan Bu Ningsih memiliki channel YouTube sehingga aktivitasnya selalu disyuting. Termasuk saat melawan 50 dukun santet dengan pasukan siluman. Benar tidaknya wallahu alam.

Ningsih praktik di Gang Lambau, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Tampak ratusan pasien baik luar kota maupun luar daerah rela antre. Mereka bersedia menunggu lama. Bahkan mau beberapa kali kontrol agar penyakitnya hilang.

Salah satunya keluarga Nonong Iswanto. Dia asal Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Mereka sekeluarga sudah 4 kali datang berobat ke Ningsih Tinampih.

"Keluarga kami disantet. Pelakunya orang yang tidak suka dengan sukses usaha yang kami rintis sejak tahun 2011 lalu," kata Nonong Iswanto saat ditemui di lokasi praktik Bu Ningsih Minggu (15/9/2019).

Sejak pertama kali datang untuk berobat, kata dia, memang ada kemajuan yang telah dia rasakan. Sakit yang biasanya dialami di sekujur tubuhnya dan sang istri sekarang mulai dirasakan sembuh.

"Anak saya juga berobat di sini. Sebelumnya dia tiba-tiba saja minus 14 dan silinder. Dua kali berobat, silindernya hilang. Saat ini minus anak saya sudah berkurang. Jadi minus 12," katanya.

Hal senada disampaikan keluarga Hadi Suwanto (49). Bahkan dia harus datang dari Tanjung Priok, Jakarta. Kasusnya sama. Pria ini  mengaku kena santet. Musababnya juga sama. Ada orang iri dengan sukses pekerjaannya sebagai kontraktor yang dia tekuninya selama ini.

"Bayangkan, dulu, kaki saya mulai lutut sampai ke bawah bengkak. Badan selalu lemas. Sudah tiga tahun, berobat ke mana-mana, hasilnya tetap saja. Tapi, sekali berobat di sini, langsung ada kemajuan. Badan sudah enakan. Kami sudah empat kali ini kontrol ke Bu Ningsing," kata Hadi didampingi istri dan kakaknya.

Ernadi Herlangga (34) juga sama. Dia malah lebih jauh lagi. Pria ini warga Kecamatan Waisulan, Kabupaten Lampung Selatan. Dia mengaku telah 15 tahun lumpuh dan mati rasa.

"Namanya juga usaha mas. Saya ke sini cari kesembuhan. Sudah 4 kali ini terapi. Kaki saya mulai agak ringan. Kata Bu Ningsih sih perlu waktu sebulan untuk membenahi saraf kaki saya," katanya.

Sebagian besar penyembuhan dilakukan dengan cara ghaib. Sebab  penyakitnya penyakit ghaib yang disebabkan oleh jin dan setan. Yang menarik, saat menangani pasiennya, Ibu Ningsih terlihat santai. Kesannya ringan saja menghadapi penyakit gawat yang dialami pasiennya. Bahkan terkesan guyonan, meski situasinya sangat serius.


Lalu bagaimana cara mengatasi rasa takut kepada kejahatan jin dan setan menurut Islam? Semoga saja para pasien tidak keliru, bahwa yang menyembuhkan bukan ibu Ningsih, melainkan Allah SWT. Ibu Ningsih hanya perantara sebab Beliau memiliki ilmu untuk menghadapi setan dan jin. Namun secara umum, ilmu menangkal jin dan setan adalah mudah. Yakni taqwa kepada Allah SWT. Memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT.

Jin Menurut Islam

Islam mengakui keberadaan jin dan setan. Bahkan dijelaskan dalam beberapa ayat bahwa jin seperti makhluk manusia, walaupun tidak dalam bentuk materi-jasad. Watak jin juga bervariasi, ada yang muslim dan ada yang menentang Tuhannya. Sementara itu, banyak ulama berpendapat bahwa setan bukan makhluk, tetapi lebih sebagai gambaran sifat jelek manusia. Sedangkan makhluk iblis memang ada, dan dia sudah mengadakan kontrak kerja dengan Allah untuk selalu menyesatkan umat manusia dari jalan yang benar. Akibatnya, tidak ada iblis yang baik. Semua iblis jahat sebab janjinya sudah semacam itu.

Apakah jin/iblis dapat mengganggu kita? Jawabnya = ya, tetapi bisa juga tidak.
Orang-orang yang menafikan adanya makhluk gaib, aliran yang tidak mempercayai alam gaib, tidak takut sama jin/iblis. 

Bahkan pada saat hari Halloween, orang-orang bule pada ramai-ramai berpakaian serba hantu, tetapi toh mereka tidak takut, malah anak-anak pada ketawa-ketawa dan senang pegang-pegang hantu-hantu jelmaan tersebut. Bahkan mereka tidak takut kuburan dan pocong. Karena dalam tradisi mereka, sejak kecil tidak diperkenalkan imej tentang makhluk yang serba serem. Sebagai makhluk gaib, maka keberadaan jin dan  iblis sangat ditentukan oleh konsep pemikiran kita sebagai umat yang beriman. 

Harus diingat ketika ada orang merasa diganggu makhluk gaib seperti jin atau iblis, biasanya dia selalu dalam keadaan yang waswas. Dalam keadaan seperti ini banyak hal-hal yang tadinya normal, kemudian menjadi aneh. 

Akibatnya, orang tersebut kemudian menduga-duga; muncullah perasaan diganggu jin/iblis. Walhasil, ketakutan tidak jarang disebabkan oleh "halusinasi" yang kita buat sendiri. Bukan karena gangguan jin atau setan. 

Karena itu penyembuhan awalnya harus dimulai dari mengembalikan kesadaran yang benar atas realitasnya. Baru bila benar-benar ada diagnosis masuknya jin atau iblis, penanganannya pun dilakukan dengan olah spiritual. Seperti dzikir dan sejenisnya.

Bagaimana mengatasi rasa takut diganggu iblis/jin? Ketika kita merasa takut, cobalah berfikir rasional; apa ada alasan untuk takut? Jika kita yakin bahwa tidak ada hal-hal yang meragukan atau meresahkan, maka tidak ada alasan untuk takut diganggu jin/iblis. 

Agama mengajarkan satu kita penting menghadapi ketakutan. Dalam sebuah hadith disebutkan, "Tinggalkan keraguan, untuk sebuah kepastian". 

Kalau kita yakin bahwa Allah SWT selalu bersama kita dan akan selalu menjaga umat-Nya yang konsisten mengingat Dia, maka tentunya kita harus merasa aman bersama Allah SWT. Kalau kita selalu ingat kepada Allah, dengan dzikir, apakah jin/iblis tidak akan mengganggu kita? Tentunya tidak. Bukankah iblis sudah berikrar untuk mengganggu umat manusia? Bagi orang yang beriman, juga berpikir rasional, tidak ada alasan untuk takut terhadap gangguan tersebut. 

Coba ingat-ingat, tidak ada orang yang mati karena dicekik jin; tidak ada orang yang ditusuk iblis. (mungkin hanya ada dalam cerita; konon kata orang; atau iblis/jin dijadikan dijadikan kambing hitam). 

Paling mutakhir kisah heboh KKN di Desa Penari. Cerita itu jelas fiktif. Dan sudah diceritakan dalam banyak versi, baik novel dan film. Sejak zaman film horor ala Suzanna sampai Luna Maya. Sama. Hanya dibolak-balik, dibumbui ini-itu. Dan ujung-ujungnya merupakan strategi marketing akan terbitnya novel dengan judul yang sama. Artinya, kita sering kali takut sendiri. Artinya, kita sering tidak menempatkan Allah SWT sebagai Dzat paling besar, paling berkuasa, paling kuat, maha pelindung, sehingga kita cukup hanya berlindung kepada Allah SWT, termasuk dari gangguan jin dan manusia.

Nah, gangguan jin/iblis, itu bisa jadi lebih bersifat dorongan negatif yang muncul dari dalam diri kita. Ingat ketika iblis sebelum dikutuk oleh Allah, dia diizinkan untuk menjelajahi organ tubuh manusia. Setelah dia tahu kelemahan urusan perut ke bawah (perut = nafsu makan, rakus, dan alat kelamin dengan nafsu seksual), dia kemudian bersikeras hati untuk menentang Allah, lalu diusir dari surga. Melalui media perut dan alat kelamin itulah  kemudian iblis/jin menggganggu manusia. Dengan kata lain, gangguan jin/iblis tidak bersifat real, lebih berupa impulse yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang tidak benar.

Doa Lawan Jin

Dalam agama ada kiat untuk menangkal rasa takut terhadap jin/iblis. Umpamanya dengan cara membaca ayat Kursi (al-Baqarah :254). Tetapi bagi orang yang selalu waswas, tidak ada jaminan bahwa rasa takutnya akan hilang, kecuali jika dia betul-betul yakin bahwa dia aman dari ganggu tersebut dengan cara selalu mengingat Allah. Bukankah tanda-tanda orang yang bertaqwa [yaitu orang tidak takut selalu kepada Allah] adalah mereka yang selalu mengingat Allah di mana pun, kapan dan dalam kondisi apa pun.

Beribadah Diganggu Jin

Orang biasa diganggu jin. Bahkan ahli ibadah juga diganggu jin. Betul frekuensi ibadah dapat dijadikan sebagai tanda tingkat ketaqwaan seseorang, namun tidak berarti jin, terutama iblis tinggal diam terhadap orang yang alim. Kata ulama, semakin alim tingkat kesalehan seseorang, maka semakin alim dan berambisi pula iblis yang mau mengganggunya. Dan lagi, jin dan iblis tidak mati. Ahli ibadah akan diganggu jin dan iblis yang ahli juga. Begitu seterusnya.

Tapi ingat!, gangguannya tidak bersifat real, lebih berupa dorongan atau bisikan untuk melakukan perbuatan tidak baik. Oleh sebab itu, jika kita merasakan ada dorongan kepada hal-hal yang tidak baik, sebetulnya kita sedang diganggu iblis, maka cepat-cepatlah beristighfar untuk mengingat Allah. Baca  Astaghfirullah hal adzin. Sebanyak-banyaknya. Setiap saat.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa ibadah dapat membuat pelakunya menjadi tenang, terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Tetapi, ketenangan itu secara psikologis tidak dapat dipisahkah dari imajinasi, dan halusinasi yang yang diciptakan sendiri oleh individu yang bersangkutan. Besar kemungkinan orang yang beribadah dan masih takut atau diganggu iblis/jin, karena dia selalu waswas. Atau kehadiran dirinya di sisi Allah pada saat beribdah lebih bersifat formalistik, tidak diikuti dengan kehadirian jiwa, iman, dan kepercayaan utuh bahwa Allah akan selalu menjaga kita. Oleh sebab itu, sebaiknya, dalam beribadah seperti yang ditekankan banyak ustadz, agar kita memupuk rasa kedekatan diri dengan Allah agar kita selalu merasa dijaga oleh-Nya, dan agar kita merasa aman  dari segala gangguan jin/iblis. (gas/unhas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update