Hanan Jalil dan Elvy Sukaesih.
MALANG (DutaJatim.com) - Situs berita khusus musik dan artis dangdut resmi hadir dari Kota Malang mulai Sabtu 21 September 2019. Portal berita bertajuk Dangdutpro.com dilaunching dalam acara yang meriah di Jalan Jaksa Agung Soeprapto II/52 Kota Malang, Sabtu 21 September 2019 siang ini. Ratu dangdut Elvy Sukaesih dan Demy hadir dalam acara itu untuk menghibur penggemar dangdut pada pukul 13.00 WIB.
Seperti diketahui Elvy Sukaesih merupakan artis dangdut legendaris di Indonesia. Mantan pasangan duet Raja Dangdut H Rhoma Irama ini tidak hanya terkenal sebagai penyanyi, tetapi juga menjadi host talent dalam ajang pencarian bakat penyanyi dan musisi di layar kaca.
Sebagai Ratu Dangdut, Elvy Sukaesih sudah banyak dikenal penggemar dangdut seluruh Indonesia melalui lagu maupun goyangnya di panggung.
Lalu mengapa Dangdutpro.com menghadirkan Ratu Dangdut dalam launching portal berita ini ? A. Hanan Jalil, pendiri dan owner Dangdutpro.com, memiliki alasan sangat kuat menghadirkan Ratu Dangdut tersebut. Ratu Dangdutlah yang bisa melahirkan Raja Dangdut.
‘’Hanya Ratu Dangdut yang bisa melahirkan Raja Dangdut atau bahkan melahiran Ratu Dangdut lagi,’’ ujar A Hanan Jalil saat dihubungi Sabtu siang.
Hanan Jalil memiliki filosofi tinggi dengan menghadirkan Elvy Sukaesih pada momen launching Dangdutpro.com. Dia berharap Dangdutpro.com dapat berkembang pesat hingga ikut melahirkan Raja maupun Ratu dari Kota Malang ke pentas musik nasional.
Sementara itu Demy adalah penyanyi berdarah Banyuwangi Jawa Timur yang konsisten dengan lagu-lagu koplo, khas Bahasa Osing (Bahasa Daerah Banyuwangi). Lagu-lagu dari Demy seperti Kanggo Riko, Tutupe Wirang dan masih banyak lagi cukup populer.
Ketika Demy hadir dalam launching Dangdutpro, kehadiranya pasti menghibur para tamu. Apalagi mereka juga cukup kenal dengan syair lagu-lagu yang akan dibawakan Demy.
Pendirian Dangdutpro.com, menurut Hanan, juga berawal dari keprihatinan tentang dangdut. Dangdut disebut-sebut sebagai musik asli Indonesia, namun tidak ada media atau portal satupun di Indonesia yang serius menggarap musik dangdut sebagai bahan kupasan.
Di Indonesia juga tidak ada satu pun peneliti tentang Dangdut yang sudah menjadi budaya. Dia juga lebih menyayangkan seorang Profesor Dangdut ada di Amerika. Dia adalah Andrew Weintraub.
‘’Kenapa Profesor Dangdut malah ada di Amerika. Kenapa di Indonesia tidak ada, padahal Dangdut adalah budaya Indonesia,’’ tegas Hanan.
Andrew Weintraub, seorang peneliti yang juga penggila dangdut ini pada tahun 2007 sudah membentuk grup orkes dangdut bernama Dangdut Cowboys. Orkes Dangdut ini terdapat enam orang anggota terdiri dari dua orang profesor, mahasiswa doktoral, dan musisi juga dari Amerika. (gas)
No comments:
Post a Comment