Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mahasiswa di Jatim Juga Kompak Turun ke Jalan

Tuesday, September 24, 2019 | 08:41 WIB Last Updated 2019-09-24T01:41:53Z

Demo mahasiswa di Malang. (Foto: IDNTimes)

SURABAYA (DutaJatim.com) - Para mahasiswa di Jawa Timur juga turun ke jalan. Mereka menggelar aksi demonstrasi menolak UU dan RUU bermasalah yang dibuat Pemerintah dan DPR. Khususnya UU KPK. Mahasiswa mendesak agar Presiden Jokowi membuat Perppu untuk mencabut UU tersebut.

Setelah mahasiswa di Malang, para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi juga akan turun ke jalan Kamis 26 September 2019 besok. Saat ini poster seruan aksi turun ke jalan di sejumlah daerah tersebar di media sosial. Salah satunya di Kota Surabaya, Jawa Timur, di mana ajakan berdemonstrasi disebut akan digelar mahasiswa sejumlah kampus pada Kamis, 26 September 2019.

Poster yang beredar di antaranya bergambar Gedung DPR berwarna putih dengan latar warna serba hitam. Di bawah gedung, tertulis besar-besar 'MOSI TIDAK PERCAYA'. Di bawahnya tertulis tanggal 24 dan 26 September 2019 bersanding dengan tulisan lokasi, 'FISIP UNAIR, DPRD JATIM'. Namun dalam poster tersebut, tidak terdapat tulisan penanggungjawabnya.

Tersebar pula poster bergambar Gedung Utama Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) yang bertuliskan bapak dan ibu dosen mohon ijin dan doa restu. Kami mahasiswa UMSurabaya akan kuliah di depan Gedung DPRD Jatim pada Kamis (26/9/2019). Serta terbubuhkan #abadiperjuangan.
Isu yang disoal di antaranya pengesahan RUU KPK, pembahasan R-KUHPidana dan kecurigaan adanya upaya pembelokan demokrasi.

Saat dikonfirmasi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Agung Tri Putra mengaku, poster-poster itu secara resmi bukan dikeluarkan oleh pihaknya. Namun, dia membenarkan bahwa BEM Unair akan menggelar aksi pada Kamis, 26 September 2019.
"Sejauh ini kita masih konsolidasi dengan semua elemen, baik di internal BEM maupun yang dengan BEM yang ada di Surabaya," kata Agung saat dikonfirmasi Senin (23/9/2019).

Agung menjelaskan, selain dari Unair, banyak elemen mahasiswa se Surabaya juga turut bergabung pada aksi yang dijadwalkan digelar di depan Gedung DPRD Jatim, Jalan Indrapura, Surabaya. "BEM se Surabaya InsyaAllah turun bersama, Masyarakat dan LSM juga turun. Banyak elemen lah," tuturnya.

Ia mengungkapkan bahwa aksi tersebut murni dari panggilan jiwa, sehingga ia berharap rektorat maupun wali dosen juga merestui aksi turun ke jalan itu. "Jadi bagi teman-teman sedianya yang turut ikut juga meminta izin dan kami harapkan tidak ada yang mempersulit karena ini panggilan rakyat," tambahnya.

Menurut Agung, isu yang diangkat adalah seputar upaya pembelokan demokrasi dan polemik produk hukum yang selama sebulan terakhir jadi obrolan luas di tengah masyarakat. "Semuanya, RKUHP, UU KPK, UU Pertanahan dan sebagainya," ucapnya.

Hal sama disampaikan Presiden BEM UMSurabaya Daus. Dia mengatakan rencana aksi mahasiswa UM Surabaya akan digelar bersama BEM se Surabaya pada Kamis nanti. "Besok masih konsolidasi mas dari seluruh elemen," ujar Daus.

Kendati demikian, ia masih belum bisa menjabarkan secara detail seberapa banyak elemen mahasiswa yang akan bergabung.  "Konsolidasi teknisnya InsyaAllah besok mas. Nanti rilisnya akan kita sebarkan mas, tapi saat ini gambarnya seperti itu, besok kita update lagi ya," tandasnya.

Surat Rektor UB

Sementara itu Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Nuhfil Hanani membantah telah membuat pernyataan untuk menggelar demo menolak RUU depan DPRD Kota Malang. Pernyataan resmi dibuat menyusul beredarnya meme seruan aksi demo oleh Nuhfil di media sosial.

Dalam surat pernyataan Nuhfil itu tercantum beberapa sikap atau bantahan soal seruan terhadap mahasiswa agar menggelar aksi menolak sejumlah RUU yang dinilai ngawur.  "Sehubungan dengan beredarnya poster/flyer yang pada intinya memuat pernyataan bahwa 'besok akan ada aksi menolak beberapa RUU ngawur'. Saya menyatakan bahwa Rektor Universitas Brawijaya tidak pernah menyampaikan/mengeluarkan pernyataan tersebut," tulis Nuhfil dalam surat pernyataannya.

Dia juga mengecam adanya informasi hoaks tentang pemindahan seluruh kegiatan perkuliahan di Universitas Brawijaya ke gedung DPRD Kota Malang. "Tidak ada pemindahan kegiatan perkuliahan ke Gedung DPRD," terang Nuhfil. (jn/det)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update