Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pengusaha NU Berkumpul di Surabaya Rapatkan Barisan Bidik Pasar Digital

Thursday, September 12, 2019 | 15:11 WIB Last Updated 2019-09-12T08:11:07Z

SURABAYA (DutaJatim.com) –  Guncangan ekonomi global harus segera disikapi oleh semua elemen bangsa Indonesia. Bukan hanya mengandalkan pemerintah, tapi semua harus bergerak menghadapinya. Termasuk pengusaha yang
tergabung dalam Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN).

Untuk itu para pengusaha NU Rabu (11/9/2019) malam menggelar konsolidasi di Hotel Mojopahit, Surabaya. Tujuannya menyatukan langkah guna melakukan sinergitas membidik pasar. Muaranya warga nahdliyin yang jumlahnya mayoritas di negeri ini, tidak sekadar menjadi pasar di era digital tapi juga menjadi subjek yang menentukan perekonomian nasional.

Ir Abdul Kholik, MM, Ketua Umum DPP HPN, menegaskan, saat ini kita sedang berada di era digital. Pada saat bersamaan terjadi ‘keguncangan’ ekonomi sehingga membutuhkan kekompakan. Bila tidak, pasar muslim, khususnya Nahdliyin, akan direbut oleh pihak lain. Salah satunya digitalisasi ibadah umrah dan haji yang kabarnya diambil raksasa digital di negeri ini.

"Baru saja kita dengar perusahaan aplikasi digital bermodal besar (unicorn) ingin berebut untung di sektor ibadah umrah dan haji di Indonesia. Menghadapi kondisi seperti ini, kalau pengusaha nahdliyin tidak kompak, akan tergerus habis,” katanya.

Padahal, kata dia, jumlah pengusaha nahdliyin di republik ini, tak kalah banyak. Yang sudah terdata di HPN saja, 70 ribu pengusaha dengan 12 item (jenis) bisnis. Angka ini belum menyentuh lapisan bawah. Jumlahnya jauh lebih besar lagi.

“Makanya, setelah ini, kita lakukan safari ke daerah-daerah. Kita bangun kekompakan, kekuatan yang utuh sehingga memiliki daya tawar yang kokoh,” tegasnya sambil mengutip teori keunggulan kompetitif yang dicetuskan Michael Porter.

Abdul Kholik mengatakan, potensi pengusaha nahdliyin sangatlah besar. Begitu juga kesadaran untuk bangkit di sektor ekonomi, seperti terbentuknya Nahdlatut Tujar.

“Ratusan tahu lalu, para kiai membentuk Nahdlatut Tujar. Ini bukti, betapa keinginan membangun kemandirian ekonomi, begitu kuat,” katanya.

Selama ini, kata dia, kita bisa kompak dalam pengajian, kita bisa kompak dalam istighotsah, maka kita pun harus bisa kompak dalam berbinis. 

“Kalau pengusaha NU kompak, maka, nahdliyin tidak hanya sekedar menjadi pasar. Kita akan memiliki daya saing, daya tawar dengan kekuatan bisnis lain. Saya yakin, bisa,” tegasnya.

Selain Abdul Kholik, hadir dalam temu bisnis itu KH As’ad Said Ali, Ketua Dewan Pembina HPN, Dr Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur. Ratusan pengusaha nahdliyin di Jawa Timur juga telah memberikan apresiasinya dengan cara hadir untuk ‘ngaji’ kebersamaan bisnis di era digital ini. (dtc)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update