JAKARTA (DutaJatim.com) - Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan Penasihat KPK Tsani Annafari menyatakan mundur dari lembaga antirasuah itu setelah DPR memilih Irjen firli bahuri menjadi Ketua KPK. Tsani mengatakan Firli bakal berhadapan dengan internal KPK yang akhir-akhir ini bergolak.
Saut memastikan mundur dari jabatannya. Hal ini dilakukan tak lama setelah DPR memilih lima pimpinan KPK baru termasuk mempercayakan posisi Ketua KPK kepada Firli Bahuri. "Iya," kata Penasihat KPK Tsani Annafari, Jumat (13/9/2019), saat ditanya soal sikap Saut Situmorang.
Namun, dia mengatakan pihaknya masih meminta Saut bertahan. Saut diminta menunda hingga habis masa jabatan. "Tapi masih kita minta tunda sampai Desember," katanya.
Tsani sendiri sebelumnya telah lebih dulu menyatakan mundur dari posisinya sebagai penasihat KPK. Dia mengatakan sudah menyiapkan draf surat pengunduran dirinya. Rencana pengunduran Tsani ini telah disampaikan sejak proses seleksi capim. Dia mengatakan akan mundur jika orang yang dinilainya telah terbukti melanggar etik terpilih sebagai pimpinan KPK.
Per yataan Sikap KPK https://t.co/D15xjt5rvl— KPK (@KPK_RI) September 12, 2019
Sebelumnya Saut dan Tsani menggelar jumpa pers pada Rabu malam untuk mengungkap kasus pelanggaran etik yang diduga dilakukan oleh Firli. Namun kemudian hal itu dianggap tidak sah oleh pimpinan KPK lain yakni Alexander Marwata yang sekarang juga ikut lagi seleksi capim KPK bersama Firli dan delapan calon lain--hingga kemudian Firli dan Alex terpilih jadi pimpinan KPK bersama tiga orang lain.
Yang unik, tiga pimpinan KPK pada Kamis malam, menegaskan, bahwa jumpa pers Saut dan Tsani sah sebab merupakan keputusan pimpinan KPK. Hal ini sekaligus menjawab peta faksi di tubuh KPK.
KPK sendiri telah menyatakan Firli yang merupakan mantan Deputi Penindakan KPK diduga melakukan pelanggaran kode etik berat. Pengumuman itu disampaikan dalam jumpa pers yang dihadiri Saut dan Tsani Annafari yang kemudian membeberkan rangkaian pertemuan yang membuat Firli dinyatakan melakukan pelanggaran etik berat.
Saat proses seleksi tersebut, Tsani tak secara jelas menyebut siapa pihak yang melanggar kode etik tersebut. Namun belakangan, KPK membuat jumpa pers dan menyatakan Firli yang merupakan mantan Deputi Penindakan diduga melakukan pelanggaran kode etik berat. Tsani yang hadir dalam jumpa pers itu juga membeberkan rangkaian pertemuan yang membuat Firli dinyatakan melakukan pelanggaran etik berat.
Tsani awalnya menjelaskan pemeriksaan dugaan pelanggaran etik ini dilakukan setelah ada pengaduan masyarakat pada 18 September 2018. Dalam pemeriksaan, ditemukan fakta kalau Firli melakukan sejumlah pertemuan, termasuk dengan TGB alias Tuan Guru Bajang yang diduga berperkara.
Firli sudah membantah hal tersebut dan mengatakan tak ada satu pun pimpinan yang menyatakannya melanggar aturan. Kini Firli telah menjadi satu dari lima pimpinan KPK baru yang dipilih DPR. Selain Firli pimpinan KPK lainnya ialah Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron dan Nawawi Pomolango.
Untuk itu Tsani Annafari mengatakan Firli bakal berhadapan dengan internal KPK. "Jangan lupa. Masalah tidak selesai di sini. Pak F (Firli) akan berhadapan dengan internal KPK," kata Tsani kepada wartawan.
Dia mengingatkan Firli juga bisa berhadapan dengan komite etik hingga ancaman pidana saat masuk ke KPK. "Termasuk risiko berhadapan dengan komite etik dan bahkan ancaman pidana saat masuk KPK," kata Tsani.
Jangan Berpolitik
Sementara itu Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengucapkan selamat kepada Pimpinan KPK yang baru saja terpilih. Fahri meminta Pimpinan KPK yang baru bekerja secara sistematis dan menghentikan segala kegiatan politik.
Inilah pesanku kepada pimpina KPK yg baru dan kepada pegawai KPK. Pegawai @KPK_RI berbanggalah kalian bekerja di tenpat itu. Selamat bekerja KPK, semoga Allah melindungi kalian dan semoga Allah menjayakan bangsa INDONESIA. Mari maju ke depan. Hadapi tantangan zaman. Merdeka!— #ArahBaru2019 (@Fahrihamzah) September 12, 2019
"Selamat kepada Pimpinan KPK yang baru. Kerja besar menunggu. Kembali pada pangkuan Pertiwi, kembali pada konstitusi dan hukum. Hentikan segala kegiatan politik dan penggalangan intelijen. Bekerjalah sistematis dengan penguatan koordinasi, supervisi, dan monitoring. Sukses!" kata Fahri dalam akun Twitter resminya, Jumat (13/9/2019).
Fahri mengimbau agar Pimpinan KPK yang baru diberi kepercayaan dan dibersihkan dari kerja politik. Ia juga menyinggung pegawai KPK yang menurutnya harus kembali bekerja secara profesional.
"Saya usulkan Pimpinan @KPK_RI yang sekarang segera demisioner. Pegawai KPK harus kembali bekerja profesional. Hentikan demonstrasi. Renungkan kembali makna bekerja untuk negara. Kalian bukan LSM. Konsepnya beda. Tapi yang mau kembali LSM silakan mengundurkan diri hari ini juga," kata tokoh yang akan mendirikan Partai Gelora ini.
Fahri juga meminta semua lembaga bersatu dan mengkonsolidasikan kekuatan demi kedamaian negara. Ia pun mengingatkan soal tantangan besar yang akan dihadapi KPK ke depan.
"Tantangan besar menghadang kita. Ke depan, @KPK_RI dengan fungsi supernya yang tidak hilang harus mengutamakan kerja konsolidasi, supervisi, dan monitoring. Jangan percaya bahwa korupsi di Indonesia tidak bisa dihentikan. Itu bohong dan omong kosong. Tertibkan itu!" kata pendiri Garbi ini.
Menurut Fahri, dengan kekuatannya, KPK menjadi seperti wakil presiden ke-2. Karena itu lah, Fahri meminta para pimpinan KPK untuk bersikap fleksibel dan tidak 'sok suci'.
"Komisioner @KPK_RI itu adalah 'wakil presiden ke-2'. Ini kesimpulan saya. Kuat sekali mereka. Aksesnya ke semua lembaga. Maka, duduklah bersama, semua lembaga: eksekutif, legislatif, yudikatif. Bikinlah Sistem Integritas Nasional yang kuat. Semua orang ingin jadi orang baik," jelasnya.
"Bergaul lah secara fleksibel. Jangan sok suci mentang-mentang bisa nyadap dan mengetahui dosa-dosa tersembunyi. Hentikan kegiatan bawah tanah itu! Itu dosa besar. Hadapilah bangsamu dengan senyum. Percayalah manusia sama saja. Iblis sedikit, malaikat sedikit. Manusia yang banyak," kata Fahri.
Terakhir, Fahri mendoakan para pimpinan dan pegawai KPK. Ia berharap mereka siap menghadapi tantangan ke depan.
"Inilah pesanku kepada pimpinan KPK yang baru dan kepada pegawai KPK. Pegawai @KPK_RI berbanggalah kalian bekerja di tempat itu. Selamat bekerja KPK, semoga Allah melindungi kalian dan semoga Allah menjayakan bangsa Indonesia. Mari maju ke depan. Hadapi tantangan zaman. Merdeka!" ujar Fahri. (hud/det)
No comments:
Post a Comment