MOSKOW (DutaJatim.com) - Mantan Menteri Luar Negeri RI (2001-2009), Dr. N. Hassan Wirajuda, ternyata memiliki fans yang sangat banyak di Rusia. Saat memberikan ceramah di Universitas MGIMO di Moskow pada Selasa 15 Oktober 2019, penampilan Hassan Wirajuda dibanjiri mahasiswa, akademisi, dan pejabat di negeri beruang merah itu.
"Prinsip bebas dan aktif serta nilai-nilai demokrasi dapat diproyeksikan melalui kebijakan luar negeri RI,” kata Hassan Wirajuda dalam ceramahnya itu.
Dia mengangkat pula peran Indonesia dalam pembentukan ASEAN Community, East Asia Summit, Interfaith dan Intercultural Dialogue pasca serangan teroris di New York dan Washington pada 11 September 2001 silam. Selain itu, juga proses pemulihan dan rehabilitasi pasca Tsunami Aceh.
Ceramah Hassan Wirajuda berjudul “Indonesia’s Foreign Policy in the 21st Century and the Prospects of Indonesia- Russia Relations” tersebut disampaikan di hadapan mahasiswa, think tank, akademisi, dan kalangan diplomatik pada kegiatan ASEAN Academic Days yang diselenggarakan oleh ASEAN Center Universitas MGIMO atau Moscow State Institute for International Relations of the Ministry of Foreign Affairs of the Russian Federation. Tampak hadir Dubes Vladimir Plotnikov, teman lama Menlu Hassan Wirajuda yang juga Dubes Rusia untuk Indonesia (2000-2004).
Hassan Wirajuda mengakhiri kuliah umumnya dengan poin optimistis bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik akan memberikan kesempatan kepada RI untuk memainkan peranan yang lebih besar di kawasan. Disampaikannya bahwa menurut proyeksi para ekonom, pada tahun 2025 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-6 di dunia, dan akan naik ke peringkat ke-4 terbesar pada tahun 2050.
Khusus mengenai pengembangan hubungan antara Indonesia-Russia, Dr. Hassan Wirajuda, Dr. Victor Sumsky (Direktur ASEAN Center MGIMO) selaku moderator dan Dr. Alexey Drugov (Indonesianis dan mantan penerjemah militer Uni Soviet yang pernah bertugas di Indonesia tahun 1962-1964) selaku pembahas, sepakat bahwa pencapaian kerjasama Indonesia dan Russia masih jauh dari potensi yang dimiliki.
Untuk itu diperlukan diversifikasi dari koneksi kerjasama antar kedua negara serta Plan of Action berjangka waktu 5 tahun dengan target-target spesifik sebagai kelanjutan konkrit dari perjanjian kerjasama yang telah disepakati.
Para peserta ceramah terlihat antusias mengikuti paparan yang disampaikan oleh Hassan Wirajuda. Valeria, analis di ASEAN Center MGIMO, menyampaikan antusiasnya mengikuti ceramah tersebut. Namun dia hanya menyayangkan terbatasnya waktu paparan.
Azis Nurwahyudi, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Moskow yang memimpin jajarannya mengikuti kuliah umum tersebut mengaku mendapatkan manfaat dan inspirasi untuk memperkaya aktifitas diplomasi dengan Rusia. “Saya yakin, mahasiswa dan seluruh peserta tadi membawa pulang ilmu pengetahuan yang kaya mengenai kebijakan politik Indonesia,” tambah Azis.
Perhelatan ASEAN Academic Days dilaksanakan untuk meningkatkan awareness para profesional muda, mahasiswa, serta institusi pendidikan dan lembaga think tank setempat tentang perkembangan dalam berbagai bidang di kawasan Asia Tenggara dan kemitraannya dengan Rusia. Selama periode 7 – 23 Oktober 2019, selain Hassan Wirajuda, MGIMO mengundang akademisi terkemuka lain dari kawasan ASEAN untuk menjadi pembicara.
Universitas MGIMO adalah institusi pendidikan terkemuka di Rusia yang banyak melahirkan pejabat pemerintahan serta diplomat terkemuka Rusia. Salah satunya Menteri Luar Negeri Rusia saat ini serta Presiden dari Kawasan Eropa Timur/CIS. (gas)
No comments:
Post a Comment