PEMANDANGAN berbeda terlihat di Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat, 23 November 2018 silam. Sejumlah anak riang dan lincah menghampiri calon penumpang pesawat. Berbicara seakan menjelaskan sesuatu kepada calon penumpang. Setelah itu anak-anak ini melanjutkan lagi aktivitasnya.
Sophia (12) adalah salah satu dari ribuan anak yang terkena dampak tsunami yang melanda Palu tahun 2018.— UNICEF Indonesia (@UNICEFIndonesia) October 5, 2019
Sekarang, Sophia telah kembali ke sekolah. “Saya berharap saya dan teman-teman saya bisa menyelesaikan studi kami tanpa khawatir tentang bencana lagi.” 🏫📚#ForEveryChild pic.twitter.com/AMUAHhtKZn
Ya, anak-anak itu siswa sekolah di Sidoarjo dan Surabaya yang memperingati Hari Anak Sedunia bersama United Nations Children's Fund (UNICEF)—organisasi bagian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)- di Bandara Juanda. UNICEF memilih cara unik mengajak anak bermain dan berinteraksi dengan calon penumpang pesawat layaknya petugas bandara. Acara itu juga kampanye program UNICEF sekaligus menawarkan masyarakat menjadi donatur disertai memberi tahu CARA BERHENTI DONASI UNICEF.
UNICEF memang mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak agar menjadi generasi yang lebih baik. Jumlah anak-anak yang butuh pertolongan itu sangat banyak. Merata di sekujur Tanah Air.
UNICEF memang mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak agar menjadi generasi yang lebih baik. Jumlah anak-anak yang butuh pertolongan itu sangat banyak. Merata di sekujur Tanah Air.
Misalnya di lokasi bencana Sulawesi Tengah dan Lombok, sekitar 1,4 juta orang menjadi korban, termasuk di antaranya 475.000 anak-anak. Saat itu UNICEF pertama kali mengirimkan bantuan ke wilayah tersebut. Staf UNICEF juga membantu mempertemukan kembali ayah dengan putranya yang terpisah akibat tsunami di Palu.
Di bidang kesehatan, tahun 2018 UNICEF kampanye imunisasi nasional selama dua tahun memvaksinasi 70 juta anak terhadap campak dan rubella. Lalu di bidang pendidikan, antara lain mendukung "Inisiatif Kembali ke Sekolah (Back to School Initiative)" di mana 7.000 anak memiliki kesempatan untuk kembali ke bangku pendidikan.
Biyan Saputra, 12 (kiri) dan Sisil Agustin, 12 (kanan) sedang mencuci tangan sebelum makan siang.— UNICEF Indonesia (@UNICEFIndonesia) October 4, 2019
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling sederhana untuk menjaga kesehatan. #1TahunTsunamiPalu#PaluBangkit#ForEveryChild pic.twitter.com/5PHciyXsH2
Begitulah, UNICEF sudah 70 tahun beroperasi di lebih dari 190 negara. Bahkan di Indonesia sudah blusukan di daerah sekitar tiga tahun setelah negara ini merdeka.
Cara Berhenti Donasi UNICEF
Melihat kondisi anak-anak semacam itu, UNICEF memandang perlu mengundang donator untuk ikut membantu mereka. Relawan UNICEF pun aktif kampanye program UNICEF di berbagai tempat seperti mal, stasiun kereta, bandara, sampai halte bus. Dan hasilnya banyak masyarakat mau menjadi donatur.
Baca Juga: Cara Donasi untuk Anak di UNICEF
Namun donasi bisa melalui nomor telepon dan email atau online. Calon donatur bisa menghubungi:
1. Layanan donatur: (021) 8066 2100
2. Berdonasi: (021) 5317 0999; (021) 2550 8200
3. Jam Operasional: Senin - Jumat pukul 09.00 - 17.00
Secara online melalui website: www.supportunicefindonesia.org. Lalu ikuti petunjuk selanjutnya.
Bisa langsung ke kantor World Trade Center 6, Lantai 10 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 31 Jakarta 12920 atau mengirim E-mail ke: ids.donorlove@unicef.org.
Testimoni umum donatur senang bisa terlibat bersama UNICEF. Namun, ada pula yang ingin berhenti donasi UNICEF dengan alasan masing-masing. CARA BERHENTI DONASI UNICEF melalui layanan sebagai berikut:
- Layanan donatur di nomor (021) 8066 2100
- Lewat email ke ids.donorlove@unicef.org
- Jam Operasional: Senin - Jumat pukul 09.00 - 17.00.
Kepada petugas, donatur menyampaikan keinginan untuk berhenti berdonasi dilengkapi data dirinya. Respon petugas pun cepat. Biasanya beberapa hari kemudian sudah mendapat jawaban atau sudah langsung dinyatakan berhenti donasi UNICEF.(Gatot Susanto)
No comments:
Post a Comment