PALANG besi berwarna garis-garis putih merah itu bergerak turun dengan perlahan-lahan. Mobil dan motor pun dengan penuh kesadaran berhenti. Sebab menerobos palang perlintasan bisa fatal akibatnya.
Petugas berseragam tampak berdiri dengan siaga di lokasi tersebut. Selain mengawasi kendaraan yang berhenti, mereka juga menjaga para pejalan kaki agar tetap sabar menunggu yang akan lewat.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba. Burung besi itu melintas dengan gagah. Setelah berlalu, maka palang pun secara otomatis bergerak ke atas, membuka jalan bagi kendaraan yang sudah tidak sabar untuk melanjutkan perjalanan.
Ya, itulah suasana sehari-hari di palang perlintasan pesawat terbang. Anda tidak salah membaca, bukan perlintasan kereta api, melainkan pesawat terbang.
Fenomena unik ini hanya terjadi di Bandara Gibraltar di Inggris. Karena keterbatasan lahan, maka bandara ini terpaksa harus memotong jalan raya Winston Churchill Avenue.
Maka sebagai solusinya dibuatlah palang perlintasan, sehingga kendaraan yang melintasi jalan raya tersebut harus mengalah dan mendahulukan pesawat terbang yang akan lewat.
Dari segi keselamatan, tentu palang perlintasan pesawat terbang lebih berbahaya daripada palang perlintasan kereta api. Ketika pertama kali bandara ini dibangun, ramai orang meragukan tingkat keamanannya.
Coba bayangkan bagaimana bila ada mobil atau motor yang menerobos palang perlintasan kemudian ditabrak pesawat terbang! Pasti menakutkan sekali!
Namun faktanya, belum ada catatan tentang kecelakaan di perlintasan tersebut hingga hari ini. Ternyata setelah dipraktekkan, semua ketakutan tersebut tak seperti apa yang dibayangkan.
Para petugas memiliki koordinasi yang baik satu sama lain, para pengendara juga disiplin dan bersabar menunggu, hingga semuanya berjalan dengan lancar selama bertahun-tahun.
Demikianlah, terkadang sesuatu itu begitu menakutkan pada awalnya. Bahkan kita sering membatalkan sebuah rencana karena kekhawatiran yang berlebihan. Dalam peribahasa asing disebutkan,
The turtle in the well dies after hearing stories about the ocean.
(Kura-kura di sumur mati setelah mendengar cerita tentang lautan)
Betapa lucunya kura-kura yang ketakutan saat diceritakan tentang peliknya lautan, hingga tak menyadari bahwa ia memang sebenarnya mahluk yang dicipta untuk mengarungi laut lepas.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak di antara kita yang ketakutan membayangkan jenjang pernikahan, hingga akhirnya kita menunda terus. Di pihak lain ada yang ketakutan terjun ke dunia wirausaha, ada pula yang dihantui rasa takut jika harus meninggalkan kampung halaman.
Demikianlah, terkadang sesuatu itu begitu menakutkan pada awalnya. Jika rasa takut itu lantas melemahkan kita, bukalah Al-Quran dan lihatlah bagaimana Allah menyemangati kita agar jangan menjadi pribadi yang lemah.
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
(Surat Ali Imran : 139)
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
* Ustadz Arafat adalah penulis buku best seller Hijrah Rezeki dan seorang motivator.
No comments:
Post a Comment