Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ingat, Jangan Ajak Anak Nonton Film Joker!

Saturday, October 5, 2019 | 09:43 WIB Last Updated 2019-10-05T02:46:05Z

Ilustrasi:scoopwhoop.com

SURABAYA (DutaJatim.com) - Banyak orang mengira film Joker yang saat ini sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia adalah film lucu.


Karena itu bisa ditonton dengan mengajak anak-anak. Maklum poster filmnya bergambar badut. Sosok yang memang disuka anak-anak. 

Namun karakter Joker yang badut itu sama sekali tidak bercerita soal lucu-lucuan tapi sebaliknya teror yang menyeramkan. Para penonton pun banyak yang ketakutan. Bahkan setelah menonton film tersebut pun mereka masih merasa ketakutan.

Sejak tayang pertama pada Rabu 2 Oktober 2019 kemarin, memang masih ada orangtua membawa anaknya nonton film yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix itu. Padahal banyak pemirsa yang sudah menonton sudah memperingatkannya. Termasuk para netizen. Para netizen ikut kesal melihat orang tua membawa anaknya ke gedung bioskop melihat ulah si Joker.

Padahal sudah tahu rating film ini adalah R yang berarti khusus dewasa.  Lebih dari itu sama sekali tidak ada Batman di adegan film itu.

Netizen sudah ramai di media sosial  memberi warning alias larangan kepada orangtua untuk tidak membawa anak-anak nonton film Joker. Misalnya komika Pandi Pragiwaksono dan penulis Kalis Mardiasih.


Film Joker sendiri menceritakan tentang Arthur Fleck. Dia  seorang komedian yang gagal menjalani kariernya. Bahkan dia menjadi bulan-bulanan masyarakat. Hidupnya memprihatinkan. Penuh dengan kesulitan sehingga membuat mentalnya semakin terpuruk hingga dia akhirnya memilih jalan kegelapan di Kota Gotham. Kota yang kelam dengan pahlawan Batman. Tapi kali ini ceritanya fokus hanya pada Joker.


Film yang disutradarai oleh Todd Philips itu sukses menghipnosis para penontonnya dengan karakter utama si badut yang psikopat itu.  Pesan moral film yang dibintangi Joaquin Phoenix ini tentu soal pada masalah perlakuan masyarakat pada si Joker. Pesan tentang bagaimana seharusnya kita memanusiakan manusia apa pun bentuk dan kondisinya. 


Apa orang itu gagal, miskin, memiliki penyakit, memiliki kekurangan pada tubuhnya, dan lainnya. Yang jelas orang seperti Joker adalah manusia. Berhak hidup seperti manusia lain. Tidak ada yang berhak, misalnya membullynya. Bila tidak, orang itu akan mengambil jalan dendam sebagai psikopat. Karakter jahat sejatinya produk masyarakat itu sendiri. (gas)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update