SURABAYA (DutaJatim.com) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mempertemukan para pelaku IKM dan UKM dengan salah satu perwakilan rumah kriya ternama di Paris, Prancis, yakni Ithemba Design Ethic. Melalui pertemuan ini produk IKM dan UKM Jatim terutama kerajinan tangan (handycraft) bisa dinilai kelayakan dan standarnya sesuai kualifikasi pasar internasional.
“Perwakilan Ithemba ini mendapat kepercayaan Walikota Paris untuk menemukan dan mengenali produk yang bisa dipasarkan di outletnya baik di Paris atau cabangnya di 9 negara. Jadi dari pertemuan ini kita bisa tahu produk IKM dan UKM kita yang belum atau yang sudah memenuhi standar kualitas pasar luar negeri terutama pasar Eropa. Jadi perwakilan Ithemba bisa menilai, kalau memang belum memenuhi standar maka mereka akan mendampingi untuk meningkatkan kualitas produk IKM dan UKM kita,” kata Gubernur Khofifah saat membuka pelatihan Peningkatan Kualitas Desain dan Pemasaran Produk Bagi UMKM di Hotel Ibis Surabaya City Center, Senin (14/10) sore.
Untuk itu, Khofifah berharap pertemuan ini sekaligus bisa menjawab permasalahan pelaku IKM dan UKM terkait kualitas produk, desain dan pemasarannya. Apalagi, sangat penting bagi pelaku IKM dan UKM untuk bisa mengukur tren dan standar kebutuhan pasar.
“Jadi produk UKM dan IKM kita sebaiknya diidentifikasi oleh Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) sebagai salah satu asosiasi pelaku UMKM Jatim. Apakah klasifikasinya masuk ke pasar lokal, global ataukah internasional. Karena kebutuhan standar dan kualitasnya juga berbeda,” katanya.
Untuk bisa masuk pasar nasional dan menembus pasar internasional, kata Khofifah, suatu produk harus memperhatikan sisi kualitas, kontinyuitas dan kuantitasnya. Selain itu aspek quality control dan trend pasar juga harus diperhatikan. Untuk itu pertemuan dengan buyer menjadi penting. Makin sering bertemu buyer makin tahu selera pasar.
“Apa yang kita anggap bagus belum tentu bagus bagi buyer dan pasar luar negeri. Karena standar kualitas bahan, keindahan desain dan sebagainya yang berbeda. Jadi pertemuan antar produsen serta produsen-pembeli semacam ini sangat membantu melihat bagaimana peluang produk kerajinan kita di pasar baik dalam maupun luar negeri,” katanya.
Sebagai upaya mengembangkan produk IKM dan UKM, Pemprov Jatim melalui OPD terkait terus melakukan pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan serta jejaring akses pasar. Misalnya program pengembangan produk melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, kemudian pelatihan bagi para pelaku IKM dan UKM melalui Dinas Koperasi dan UMKM, serta pengkualifikasian pasar bisa melalui Biro Perekonomian.
“Harapan saya melalui pelatihan ini bapak ibu pelaku IKM dan UKM bisa mengembangkan jejaringnya sekaligus bisa membantu pemasaran produknya,” kata orang nomor satu di Jatim ini. (gas)
No comments:
Post a Comment