Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Belajar dari Daffa D’Academy 2 yang Baru Saja Ditangkap Gegara Narkoba

Sunday, October 6, 2019 | 18:09 WIB Last Updated 2019-10-06T11:10:38Z

JAKARTA  (DutaJatim.com) - Banyak orang berusaha keras menjadi artis di Jakarta. Dia meninggalkan desanya untuk mengadu nasib di Jakarta.
Atau dia orang yang asalnya di daerah sekitar Jakarta. Berbekal suara, kemampuan menyanyi,  sedikit bisa bermain gitar, dan kerja keras,  orang itu akhirnya sukses menjadi penyanyi di Ibukota. Namun seringkali dia lupa. Ada Tuhan di balik kesuksesannya itu. 

Maka, dia pun tergelincir di tengah jalan.  Terseret arus narkoba misalnya. Mungkin juga pergaulan bebas ibukota.
Terlalu banyak artis sesat jalan ini untuk disebutkan satu-satu. Namun, bisa diambil contoh kasus artis hasil ajang pencarian bakat D'Academy 2, Septyan Arochman alias Daffa D’Academy 2. 

Ya, Daffa baru saja ditangkap polisi terkait kasus kepemilikan sabu seberat 0,73 gram.  "Barang buktinya satu bungkus plastik sabu dengan berat bruto 0,73 gram," kata Kasubdit 1 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, AKBP Ahmad Fanani saat dikonfirmasi, Minggu 6 Oktober 2019 hari ini.

Selain barang bukti sabu, kata Fanani,  polisi juga menyita alat hisap sabu alias bong. Polisi juga menyita sebuah ponsel dalam penangkapan tersebut. "Barang bukti ada satu buah alat hisap bong, satu buah cangklong dan satu buah ponsel," katanya.

Polisi menangkap Daffa di kediamannya di wilayah Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat  pada Sabtu, 5 Oktober 2019 sekitar pukul 02.00 WIB. Kasusnya baru dirilis sehari kemudian untuk dilacak siapa saja orang di balik kasus narkoba Daffa ini. Dan hingga saat ini, polisi masih memeriksa Daffa guna menyelidiki kasus tersebut lebih lanjut.

Lalu mengapa banyak artis terjerat narkoba? Sudah banyak artis ditangkap. Bahkan putri dan menantu Ratu Dangdut  Elvi Sukaesih dan putra Raja Dangdut Rhoma Irama pun kena narkoba? Jawabannya tentu karena pergaulan mereka dengan artis yang memang dekat narkoba. Ingat, kamu adalah siapa teman pergaulanmu. Kamu akan jadi pemadat narkoba bila bergaul dengan pemakai narkoba. Apalagi dengan bandarnya.

Kedua, gaya hidup. Label artis dengan gaya hidup glamor membuat mereka dituntut hidup dengan kondisi seperti itu. Yang tragis, glamor juga menjadi saran narkoba dan banyak hal negatif lain. Karena itu harus ada redefinisi lain soal glamor. Misalnya glamor itu suka beramal. Glamor itu suka menolong. Glamor itu suka ke masjid dan lain-lain yang sejenis.

Dunia glamor atau glamoritas yang keliru itu membutuhkan biaya sangat besar sebab di dalamnya banyak buaya yang rakus. Biaya besar itulah makanan buaya yang rakus tersebut. Mereka yang tidak siap jadi korban buaya ini. Tuntutan yang besar membuat mereka stres. Narkoba adalah pelampiasan. Dianggap sebagai obat padahal sejatinya racun. 

Banyak artis mengkonsumsi narkoba untuk menambah stamina. Agar giat. Semangat. Selalu smart. Padahal itu omong kosong belaka. Kedua, di sinilah narkoba adalah pelampiasan yang keliru. Mengapa mereka tidak mencari pelampiasan yang benar? Ke mana? Ya, siapa lagi, kalau bukan kepada Tuhan yang jelas selalu mencintai umatnya. Yang selalu menolong. Yang memberi hiburan. Apa pun kondisi dan status umatnya tersebut.

Carilah hiburan pada orang-orang saleh yang ada Tuhan di matanya. Atau kunjungi Tuhan di rumahnya. Masjid. Dan santuni anak-anak yatim serta fakir miskin di sana juga selalu ada Tuhan. Jangan sekali-kali kau dekati pemakai narkoba. Apalagi bandarnya. Sebab tidak ada Tuhan di sana. Yang ada hanya setan. (*)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update