Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

MUSEUM OF FAILURE

Friday, October 4, 2019 | 08:48 WIB Last Updated 2019-10-04T01:48:22Z

Oleh Ustadz Arafat

SURABAYA (DutaJatim.com) - Seorang ahli psikologi membangun sebuah museum yang tidak biasa di Swedia. Karena keunikannya tersebut, ia kemudian membuka kembali museum yang sama di Los Angeles, Amerika. Itulah dia Museum of Failure.

Apa yang dipamerkan pada museum tersebut? Seperti namanya, yaitu produk-produk gagal yang pernah diproduksi perusahaan besar. Kita bisa melihat sendiri bukti bahwa perusahaan internasional pun pernah gagal, seperti Apple, Google, Coca Cola, Harley Davidson, dan sebagainya.

Apple pernah memproduksi gadget bernama Newton yang tidak nyaman untuk dioperasikan. Coca Cola pernah membuat minuman soda rasa kopi berjudul Blak yang rasanya tidak enak. 

Harley Davidson mengeluarkan produk pewangi badan yang diberi nama Legendary, dengan aroma aspal dan knalpot jalanan. Tentu saja produk ini gagal di pasaran. 

Seperti diungkapkan oleh sang pendiri, museum ini bertujuan untuk membicarakan kegagalan. Sesungguhnya kisah-kisah sukses ada di mana-mana, tetapi kisah gagal justru jarang diceritakan. 

Padahal, kegagalan itu bagian penting bagi kesuksesan perusahaan-perusahaan besar tersebut. Dari museum ini kita belajar, bahwa gagal itu perlu. Gagal itu baik. Gagal itu keren. 

Dahulu ada seorang murid yang gagal mempelajari ilmu bahasa Arab meski sudah berkali-kali berusaha. Bahkan beliau pernah mengenang masa-masa tersebut, dengan ungkapan bahwa buku miliknya "basah dengan air mata."

Hal ini terjadi karena beliau kerap menangis saat membaca buku pelajaran, disebabkan dirinya yang tidak juga mengerti apa yang tertulis di dalamnya. Namun kegagalan ini justru memecut semangatnya. 

Beliau terus belajar dan berjuang, hingga akhirnya menguasai dengan sangat baik ilmu bahasa Arab dan yang lainnya. Beliau akhirnya terkenal sebagai ulama paling berpengaruh pada zamannya. Beliau adalah Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Umar Asy-Syatiri. 

Benarlah kiranya orang-orang Arab memiliki peribahasa,

الفَشَلُ طَرِيقُ النَّجَاح

“Ada sebuah jalan menuju keberhasilan, jalan itu bernama: kegagalan."

Jadi tidak tepat rasanya jika kita merasa putus asa ketika mengalami kegagalan. Karena banyaknya gagal yang kita terima justru menjadi bukti yang kuat bahwa kita sudah berada di jalan kesuksesan. Terus saja melangkah, nanti juga sampai! 

Salam Hijrah. 
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

*Ustadz Arafat adalah penulis buku best seller Hijrah Rezeki dan motivator muslim terkenal di Indonesia.

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update