Wahyu Sakti Trenggono
JAKARTA (DutaJatim.com) - Inilah politik. Ada istilah Jawa "dicolno ndase digoceki buntute". Mengambil analogi binatang, dilepas kepalanya tapi dikendalikan ekornya.
Istilah itu bisa jadi mewakili kekhawatiran Presiden Jokowi maupun para pendukungnya saat memberikan jabatan menteri pertahanan kepada Prabowo Subianto, yakni ketika Presiden mengangkat mantan Bendahara TKN Jokowi-Ma'ruf, Wahyu Sakti Trenggono, sebagai Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) mendampingi Prabowo Subianto. Ada Plus-Minum Wamenhan Trenggono bagi Prabowo.
Jokowi memang melepas "ndase" berupa jabatan menhan tapi sekaligus juga "nggoceki buntute" dengan menugaskan orang dekatnya sebagai wakil menteri. Tujuannya untuk mengawasi kebijakan Prabowo selaku menhan. Apa ini salah? Bisa jadi "tidak", tapi bisa juga "iya". Salah!
Kebijakan Jokowi tidak salah sebab Menhan juga perlu pembantu, perlu nasihat, dan juga kontrol. Semua dalam kerangka berpikir positif demi kemajuan kemenhan sendiri dan bangsa serta negara. Namun, bisa dinilai salah, bila itu sebagai kekhawatiran berlebihan---(kalau hanya khawatir sah-sah saja sih...)--terhadap kinerja Prabowo yang mungkin dicurigai untuk kepentingan partai atau Prabowo sendiri di masa mendatang. Khususnya pilpres 2024.
Iklim saling curiga jelas tidak sehat. Jokowi sudah positif memberi jabatan menhan pada rivalnya dan Prabowo juga menyambut positif pula jabatan yang dinilai oleh sebagian orang lebih rendah ketimbang ketika dia jadi capres. Tapi hawa positif harus terus dipupuk dengan serangkaian hal lain yang juga positif. Bangsa ini butuh lebih banyak katup postif sebab terlalu banyak hal negatif.
Kedua, apa pun posisi wamen--bukan hanya wamenhan--mestinya juga dikonsultasikan dengan menterinya. Dalam hal ini Prabowo. Artinya, ada diskusi membahas masalah strategis dengan menteri untuk kemajuan kementerian.
Ada kesan dalam hal ini diskusi dengan Prabowo tidak intens mengingat biasanya wamen diambil orang yang spesifik menguasai bidangnya. Tapi, dalam kasus ini, bisa jadi pula, Prabowo dianggap sudah mumpuni di bidang pertahanan dan dia butuh pembantu orang yang ahli di bidang lain yang masih terkait dengan pertahanan.
Kejar Proyek?
Soal Plus-Minum Wamenhan Trenggono bagi Prabowo ini pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin juga angkat bicara. Dia menilai, ada dua faktor kemungkinan terpilihnya Trenggono. Pertama, Trenggono bisa saja diplot sebagai Wamenhan untuk mengawasi kinerja Prabowo yang merupakan mantan rival politik Jokowi di Pilpres 2019. Kedua, Trenggono bisa saja diplot guna memimpin proyek pertahanan di Kemenhan.
"Bisa saja untuk mengawasi menterinya. Tapi bisa juga tuk ambil proyek-proyek di Kemhan. Kan Wahyu Trenggono basic-nya pengusaha, ya kemungkinan bisa saja tuk cari logistik. Karena waktu Pilres banyak keluar," kata Ujang saat dikonfirmasi Okezone, Sabtu (26/10/2019).
Trenggono merupakan pebisnis di bidang telekomunikasi. Pada Pilpres 2019, dia menjadi Bendahara TKN Jokowi-Ma'ruf. Jauh sebelumnya, dia dulu pernah bekecimpung di Partai Amanat Nasional (PAN).
Saat dikonfirmasi politikus Gerindra, Desmond J. Mahesa, juga mengkritik penunjukan Trenggono menjadi Wamenhan. Menurut dia, Trenggono tidak memiliki kapasitas dalam bidang pertahanan. Dengan kondisi demikian, dia khawatir posisi Wamen justru memberatkan menterinya.
"Misalnya Wamen di Menhan. Orang ini kan harusnya ada nilai plus. Minimal dia itu paham militer dan strategi pertahanan. Tapi kalau orang ditaro di situ karena waktu kampanye membantu Pak Jokowi, kesannya saya pikir kasihan Pak Prabowo ya," kata Desmond di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Desmond menyebut Prabowo selaku Menhan tidak merasa senang dengan penunjukan Trenggono. Ia menilai penunjukan Wamen yang tidak memiliki kapasitas di bidangnya bisa memberatkannya.
"Kalau menurut saya Pak Prabowo sebenarnya tidak happy ya. Kalau saya jadi Pak Prabowo ya, saya akan tunjuk orang yang sudah berpengalaman, minimal di lingkungan lama," kata Desmon.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menunjuk Trenggono menjadi Wamenhan untuk mendampingi Prabowo. Trenggono mengaku diperintah Kepala Negara untuk mengembangkan industri pertahanan. "Background saya pengembangan industri dan fokus saya pengembangan industri pertahanan. Saya katakan saya siap untuk bekerja," katanya di Istana Kepresidenan. (hud/okz)
No comments:
Post a Comment