SIDOARJO (DutaJatim.com) - Sudah banyak orang kreatif memanfaatkan limbah menjadi barang berharga. Bahkan bernilai ekonomi. Yang bisa menopang ekonomi keluarga. Tak jarang bisa juga membantu tetangga. Untuk dijadian pekerja.
Salah satunya dilakukan Weny Indrasari (46). Warga Perumtas II Blok R 3 No 37 Desa Kali Sampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo ini sukses memberi nilai lebih pada kertas bekas pembungkus semen yang biasanya tergeletak atau menumpuk di samping rumah atau mungkin dijual ke pengepul barang rongsokan.
Dengan kreativitas dan kemauan untuk berkarya sampah kertas itu diubah menjadi benda yang sangat menarik. Menjadi barang kerajinan. Mulai aneka jenis dompet, tas, dan tempat meletakkan barang seperti kaca mata. Ya, bekas kantong semen itu jadi barang kerajinan.
Butuh kreatif, ulet, telaten, dan tentu saja sabar. Dan karena semua itu Weny pun setiap bulannya bisa mendapat untung Rp 3 juta-Rp 4 juta. Menarik bukan untuk sebuah usaha rumahan?
"Saya senangnya itu karena memasarkannya tidak sulit. Ya rata-rata satu bulan mendapat tambahan sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta," katanya.
Bahan baku kantong semen itu dipadu dengan kulit kayu yang didatangkan dari Kalimantan. Dia mengaku terinspirasi membuat kerajinan dari daur ulang saat mengikuti pameran UMKM. Pameran bagi usaha kecil itu memang menampilkan hasil produksi harus dari bahan daur ulang. Artinya, dia pertama kali tertantang membuat produk ini karena hendak mengikuti pameran UMKM itu sekitar tahun 2010 silam.
"Saat itu hasil produknya harus dari bahan daur ulang. Saya memilih kertas bekas kantong semen," kata Weny saat ditemui di rumahnya, Selasa (8/10/2019) pagi tadi. Semua senang melihat bekas kantong semen itu jadi barang kerajinan.
Weny menjelaskan dirinya membuat tas dan dompet dengan bahan baku kertas kantong semen agak sulit. Sebab, kertas bekas itu sangat keras. Namun berkat keuletan dan kesabarannya, tercipta produk tas dan dompet yang layak dijual ke pasaran dan bahkan dimintai masyarakat.
Lalu bagaimana caranya? Secara umum sama dengan memakai bahan dasar kulit. Kertas bekas kantong semen itu dibersihkan, kemudian diluruskan dan diberi pewarna.
Setelah itu dia membuat sketsa, dipotong, dibentuk, dan dijahit. Untuk membuat satu tas atau dompet hanya membutuhkan waktu sekitar 20 hingga 30 menit. "Kalau sudah terpotong, tinggal menjahit satu tas hanya butuh waktu 20 hingga 30 menit saja," katanya.
Weny memproduksi barang kerajinan itu dibantu suaminya. Begitu juga saat menjual hasil karyanya ke tetangga dan warga sekitar. Bahkan dirinya juga menjual hasil kerajinannya melalui media sosial seperti WA, facebook, dan yang lain.
"Kalau musim hajatan mantenan biasanya kami sering mendapatkan pesanan. Pemesan biasanya memesan untuk suvenir yang minimalis. Dan jumlahnya bisa ratusan buah," kata Weny.
Weny mengaku kerajinan berbahan baku kertas bekas kantong semen itu masih jarang dilakukan orang. Tidak banyak yang menggelutinya. Dirinya pun tidak kesulitan untuk memasarkan sebab pesaingnya tidak banyak. "Alhamdulillah, selalu ada pesanan. Apalagi bahan daur ulang ini jarang dilakukan orang," katanya. (det/ara)
No comments:
Post a Comment