SURABAYA (DutaJatim.com) - Modus penipuan menggunakan nomor handphone (HP) abal-abal semakin marak terjadi di masyarakat. Salah seorang yang hampir saja menjadi korban, M. Roziki, menceritakan pengalamannya yang menarik.
Secara kebetulan pengalaman yang sama juga pernah dialami oleh rekan kerjanya satu kantor sehingga saat dia menceritakan proses penipuan itu temannya tersebut pun hanya tertawa ngakak saja. Karena itu, awas modus penipuan ini.
"Aku biyen yo wis kenek, Bro! (aku dulu juga pernah kena tipu semacam itu, Bro.)" kata Roziki, menirukan reaksi temannya itu, dalam kisahnya yang dikirim ke email redaksi DutaJatim.com dan alamat email gatot2012@gmail.com, Senin 4 November 2019 pagi tadi.
Roziki juga menceritakan awal penipuan ketika dia menyebut nama sebagai reaksi dari si penipu yang tak kunjung menyebutkan namanya. Saat itu dia tiba-tiba menerima telepon dari seseorang yang kemudian diketahui hendak menipunya.
Orang itu mengatakan, "Halo...masih ingat aku ya!?" Roziki pun tidak langsung menjawab. Hanya saja itu tidak lama, sebab dia beberapa jam sebelumnya menerima telepon dari Sartono, rekan bisnisnya di bidang properti. Dan secara kebetulan, suara orang itu, sangat mirip dengan suara Sartono. Karena itu, dia pun kemudian menjawab,"Pak Tono kan?"
"Ya, betul, Tono, masak lupa sih!" Orang itu tidak menyebut lengkap namanya: Sartono. Hanya Tono, seperti yang diucapkan Roziki.
Namun berbeda dengan kisah sebelumnya di mana penipu setelah basa-basi sejenak biasanya meminta uang atau pulsa, Tono palsu ini menawarkan sejumlah kendaraan dengan harga murah. Mengapa?
Sebab, kendaraan itu merupakan barang lelang hasil sitaan yang disimpan di gudang milik negara. "Ini hanya untuk kamu saja. Bisa juga mengajak satu orang teman atau keluargamu, tapi hanya satu," kata Tono palsu itu, seperti ditirukan Roziki.
Tono lalu mengirim sejumlah daftar kendaraan yang bisa dibeli dengan harga murah. Mulai mobil Toyota Avanza hingga sepeda motor N-Max yang harganya mahal itu. Tapi karena ditawarkan dengan harga separonya, Roziki pun sangat antusias.
Dan secara kebetulan pula, Roziki sedang membutuhkan mobil setelah mobil lamanya dia jual. "Sip, aku pesan Avanzanya!" kata Roziki. Secara kebetulan, dia sedang bersama saudaranya yang sudah lama ingin membeli N-Max. "Saudaraku pesan satu, N-Max," katanya lagi.
"Oke, tapi sebentar saya ceknya dulu di gudang. Nanti kalau ready segera diproses ya," kata Tono di seberang sana. Roziki dan saudaranya kemudian membincangkan bahwa dia akan segera punya mobil pengganti Daihatsu Xenia yang baru saja dia jual. Saudaranya juga senang bisa membeli N-Max yang sudah lama diidamkan untuk acara touring ke luar kota.
"Okey, barangnya ada. Silakan dikasih DP dulu ya. Nanti saya kasih nomor rekening Pak Sudarmaji, Beliau kabag yang menangani proses lelang barang ini," kata Tono.
"Oke, saya tunggu kejelasannya!" jawab Roziki.
Ditipu Balik Pakai "Polisi"
Setelah beberapa jam kemudian, Tono palsu itu meneleponnya lagi. Selain memberikan nomor rekening juga memberi tahu, bahwa info dari Sudarmaji sudah banyak yang antre untuk membeli dua kendaraan itu. Karena ini proses lelang harus segera dipastikan jadi tidaknya, apakah Roziki dan saudaranya itu ikut lelang tersebut.
"Pokonya dia terus mendesak, agar segera ditransfer. Semula minta separo, tapi posisi saya kan di luar kota, sehingga tidak mungkin transfer uang sebanyak itu. Setelah itu minta seperempat, dan terakhir uang panjar saja Rp 10 juta. Saya dan saudara saya akhirnya ragu. Saat dia telepon lagi, saya jawab, sebaiknya tidak ditransfer, saya ajak dia bertemu darat saja untuk saya bayar separo. Tapi saya tegaskan bahwa yang mengurusi proses jual beli ini bukan saya, tapi teman saya yang seorang anggota kepolisian," kata Roziki.
Baca Juga: 3 Teknologi Karya Dosen UMM untuk Ketahanan Pangan di Lahan Sempit
Orang itu pun tidak menjawab lagi. Namun keesokan harinya, dari nomor yang sama mengontak lagi meminta kepastian. "Saya jawab, nomor Anda sudah saya kasihkan teman saya yang anggota polisi tadi. Tapi Anda tidak mengangkat saat dikontak. Ini orangnya di samping saya mencari Anda, untuk dilelang dan dimasukkan ke penjara ha..ha...ha...," kata Roziki mengulang kembali apa yang dikatakan kepada si penipu. Dia mengaku tertawa ngakak seperti temannya yang juga kena tipu. "Saya senang bisa menipu penipu hahaha..."
Maka, awas modus penipun ini. Kisah Roziki Menipu Balik Si Penipu jadi pelajaran kita bersama.
"Jadi, hati-hatilah kalau mendapat tawaran dari orang yang tidak dikenal, orang yang mengaku sebagai orang terkenal, atau mengaku teman, dan sejenisnya. Kedua, jangan gampang tergiur harga murah. Bukan hanya mobil dan motor, bahkan umrah dan haji pun ditawarkan dengan harga murah dan akibatnya ada yang telantar di Makkah. Ini pelajaran bagi kita semua," kata Roziki. (gas)
No comments:
Post a Comment