TANGERANG (DutaJatim.com) - Sebagai ulama Nahdlatul Ulama (NU), KH Ma'ruf Amin, sering dipanggil kiai. Sebagian lain menyebut Abah Kiai. Namun sekarang KH Ma'ruf Amin menjabat Wakil Presiden yang memiliki kebiasaan dan protokoler sendiri. Para santri dan warga NU lain pun bingung, bagaimana sekarang mereka harus memanggil KH Ma'ruf Amin.
Soal kebingungan banyak santri yang ingin menyapanya setelah menjabat sebagai RI 2 itu juga sudah dirasakan oleh Kiai Ma'ruf. Karena itu mantan Ketua MUI Pusat ini pun mengizinkan jika ada orang yang memanggilnya dengan sapaan 'Abah Kiai Wapres'.
Ya, Kiai Ma'ruf Amin: Panggil Saya Abah Kiai Wapres!
"Saya tahu banyak orang memang bingung memanggil saya. Ada yang manggil abah, ada yang manggil kiai, ada yang manggil wapres. Makanya saya bilang udah nggak usah bingung, udah panggil saja abah kiai wapres. Karena di Jawa Tengah, di Jawa Timur mereka manggilnya romo kiai wapres," kata Kiai Ma'ruf disambut gemuruh tawa santri di Masjid Jami' Baitul Muhtadin, Tangerang, Sabtu (9/11/2019).
Kiai Ma'ruf Amin lalu memotivasi para santri agar terus belajar. Sebab tak ada yang tidak mungkin untuk mencapai cita-cita. Dia mencontohkan dirinya sendiri yang dulunya santri kampung kini menjabat sebagai Wapres RI.
"Saya ini orang kampung. Saya santri tetapi sekarang sudah jadi wakil presiden. Karena itu saya sering mengatakan ke mana-mana kepada para santri, santri itu jangan putus harapan. Jangan merasa rendah diri, karena santri itu bisa jadi apa saja. Bisa jadi kiai, bisa jadi bupati, bisa jadi gubernur, bisa jadi menteri, bisa jadi wapres. Bahkan bisa juga jadi presiden. Gus Dur (mantan Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid) itu santri tapi bisa jadi presiden," kata Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf juga menjelaskan soal ayahnya yang tidak meniatkan dirinya untuk menjadi pemimpin bangsa. Saat itu Ma'ruf hanya diminta untuk mondok di pesantren yang kemudian ditunjuk untuk menjabat pengurus besar NU hingga ketua MUI.
"Tiba-tiba Pak Jokowi ngajak saya untuk jadi calon wakil presiden. Alhamdulillah, berkat dukungan, doanya bapak dan ibu sekalian, Pak Jokowi dan saya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden," katanya.
Selanjutnya mantan Rais Aam PBNU ini pun bicara pentingnya anak-anak untuk dimasukkan ke dalam pesantren. Tujuannya untuk meneruskan perjuangan ulama.
"Misalnya kepada masyarakat jangan lupa anak-anaknya supaya dipesantrenkan. Kalau punya tiga anak, 1 kasih ke pesantren untuk meneruskan perjuangan para ulama. Boleh yang lain jadi dokter, boleh yang jadi insinyur, boleh jadi ahli ini, tapi 1 jangan lupa dikirim ke pesantren supaya jadi kiai untuk meneruskan perjuangan ulama," katanya.
Namun dia juga mengingatkan agar
yang dikirim ke pesantren anak yang paling cerdas. Anak yang paling pinter harus dimasukkan pesantren. Bukan sebaliknya.
"Supaya kalau menjadi kiai, jadi kiai yang pinter. Jangan paling bodoh dikirim ke pesantren. Nanti jadi kiainya, kiai bodoh. Padahal kiai itu membimbing masyarakat, membimbing umat," katanya.
Haul Ayah Kiai Ma'ruf
Kiai Ma'ruf Amin menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jami Baitul Muhtadin, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (9/11/2019). Saat tiba di lokasi pukul 19.40 WIB, Kiai Ma'ruf yang mengenakan jas berkalung surban dan memakai sarung berwarna biru itu disambut lantunan shalawat.
Saat tiba di lokasi, Ma'ruf langsung naik ke panggung dan duduk di kursi yang disediakan oleh panitia. Warga yang hadir pada kegiatan ini tampak antusias mengabadikan kedatangan wapres ke-13 ini dengan kamera ponsel masing-masing.
Selain peringatan Maulid Nabi, acara ini dilaksanakan untuk memperingati haul Al Maghfurullah Muhammad Amin, yang merupakan ayah Kiai Ma'ruf.
Adik Ipar Ma'ruf Amin, Saepudin Zuhri, menjelaskan, sebenarnya lokasi acara itu juga tempat tinggal bapaknya Kiai Ma'ruf Amin.
"Begitu pula masjid ini yang mendirikan adalah bapaknya Kiai Ma'ruf Amin, Abuya Amin," kata Saepudin.
Saepudin menjelaskan Kiai Ma'ruf sering datang ke lokasi ini. Dia mengatakan ayah Kiai Ma'ruf merupakan ulama di Banten.
"Beliau itu adalah tokoh NU, tokoh alim ulama yang berada di Kabupaten Tangerang khususnya dan Banten, dan ini para santrinya juga semuanya menjadi kiai. Tokoh ulama NU Banten," katanya. (rar/det)
No comments:
Post a Comment