Suasana Diklat Wisata Pesantren Edukasi.
PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Pemkab Pamekasan berupaya mencari destinasi wisata baru yang layak jual. Yang terbaru dan kini lagi dibidik adalah wisata pesantren edukasi.
Untuk itu Senin (25/11/19) hari ini melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat, Pemkab Pamekasan menggelar Diklat Wisata Pesantren Edukasi.
Diklat digelar di salah satu Ruang Pertemuan Hotel Cahaya Berlian Jalan Trunojoyo Pamekasan dan diikuti sekitar 40 orang peserta. Mereka merupakan pengurus dari 10 Pondok Pesantren di Pamekasan. Diklat ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pamekasan Drs Syaiful Haq Ramli MSi.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pamekasan Khalifaturrahman mengatakan daya tarik pondok pesantren sebagai salah satu destinasi wisata religi dan edukasi, kini mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lapisan masyarakat.
“Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia dengan segala kekhasan dan keunikannya. Nah ini merupakan potensi besar untuk dipelajari dipahami oleh masyarakat di luar pesantren sehingga ketika pesantren menjadi salah satu destinasi wisata yang bersifat tematik yaitu edukasi dan religi, maka kami perlu memberikan pemahaman dan sharing sosialisasi bagaimana pengelolaan atau penyiapan tata kelola pesantren itu,” katanya.
Pesantren, kata Khalifaturrahman, bisa menarik kunjungan dari masyarakat di luar pesantren untuk belajar mengenal pesantren dari dekat lagi. Karena tiap pesantren memilik kekhasan berbagai aktivitas yang bermacam-macam, sehingga semuanya itu merupakan potensi budaya wisata.
“Wisata itu sebenarnya perjalanan kunjungan, kalau dalam dunia wisata religi istilahnya ziarah. Selama ini kan kata wisata sering dipahami kurang pas atau selalu berkaitan dengan alam padahal wisata itu sangat luas. Sekarang sudah berkembang madrasah wisata. Bahkan Pamekasan kebetulan juara 1 Madrasah Edu Eco Wisata,” ungkapnya.
Di samping mengembangkan edukasinya sebagai destinasi wisata, lingkungan tata kelola pesantren juga bisa jadi daya tarik wisata. Murid atau santri yang merasa nyaman untuk menimba ilmu di tempat itu sehingga masyarakat luar minat untuk berkunjung guna mempelajari pesantren itu dengan segala keunikan dan kekhasannya.
“Salah satu contoh beberapa waktu lalu ada kegiatan besar di pondok pesantren, namanya pekan ngaji nasional. Itu memiliki daya tarik tersendiri yang dapat dirasakan tak hanya oleh Madura tapi seluruh lapisan masyarakat nasional. Nah kenapa ini tidak kita kemas dan menjadi sesuatu yang menarik lagi,” katanya.
Panitia menghadirkan dua orang pembicara, yakni Drs A. Naufal Ramzy, seorang aktifis pesantren dan pengamat social keagamaan asal Sumenep, dan Mukti Ali, pengusaha jasa transportasi wisata asal Pamekasan. Selain pemberian materi secara teoritis, para peserta diklat juga dibawa study banding ke sebuah Pesantren Wisata di Malang. (mas)
No comments:
Post a Comment